CERITAHOT | Mas Kakakdewa masih mengerang hebat
dengan tubuhnya bergetar-getar kenikmatan dan aku gigit pentil dadanya, sambil
kucakar punggungnya untuk menahan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kuangkat
pantatku pelan-pelan dan masih kulihat sisa-sisa ketegangan di batang kemaluan
Mas Kakakdewa.
Setelah itu kami pun terkulai lemas dan tidur sambil batang
kemaluan Mas Kakakdewa masih menancap di memekku. Begitulah hampir selama 2
minggu kami melakukan hubungan seks dan tiba saatnya ketika Mas Kakakdewa harus
berlayar karena masa cutinya sudah habis.
Aku mengantar kepergian suamiku
sampai di pelabuhan. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupku dengan
jadwal tugas Mas Kakakdewa selang seling pergi bertugas di Riq dan tinggal di
darat, di mana keadaan ini kami jalani hampir 5 (lima) tahun sampai sekarang.
Pada saat ini Mas Kakakdewa sedang bertugas
di Riq, sudah hampir 2 minggu aku ditinggal Mas Kakakdewa, besok Mas Kakakdewa
akan kembali ke rumah dan tinggal selama 1 minggu, sudah terbayang dalam
benakku, hari-hari mendatang selama 1 minggu, dimana kami berdua akan berenang
dalam madu kenikmatan untuk memuaskan hasrat pemenuhan kebutuhan seksual kami
yang mengalami puasa selama 2 minggu.
Dengan jadwal tugas Mas Kakakdewa seperti
ini, maka hubungan seks kami selalu saja menggebu-gebu, disebabkan setiap kali
kami harus berpuasa selama 2 minggu untuk bertemu dan saling memuaskan selama 1
minggu.
Membayangkan hari esok dan bagaimana gumulan Mas Kakakdewa, benar-benar
telah membuatku sangat terangsang, memang setiap kepergian mas Fery, aku
benar-benar bertahan untuk tidak menyalurkan keinginan seksku yang tinggi
dengan lelaki lain, karena aku benar-benar hanya berkeinginan memberikan tubuh
dan gairahku pada Mas Kakakdewa seorang.
Menjelang sore hari, setelah menyediakan
makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus kusiapkan sendiri, sebab
Mbok Minah, pembantu setiaku sedang pulang kampung, karena mendadak ada
keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat. Aku memberi makan Tarzan anjing
herder kami itu.
Telah hampir satu bulan Tarzan tinggal bersama kami, setelah
tuannya yang lama kembali ke Italia. Setelah selesai memberi makan Tarzan, aku
mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Letak kamar mandi tempat
aku mandi, nyambung dengan kamar tidur kami.
Setelah selesai mandi, aku mengeringkan
tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka
pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidur.
Di dalam kamar tidur terlihat
Tarzan sedang tiduran di sudut kamar, rupanya dia telah selesai makan dan masuk
ke kamarku untuk tiduran, memang dia senang tidur di dalam kamar kami yang
lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC. Dengan masih
dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir
rambut.
Pada saat itu Tarzan mendadak bangkit dari
tidurannya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamar dengan lidahnya
terjulur keluar sambil hidungnya mendengus-dengus, terlihat malam ini Tarzan
agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu tenang tidur di sudut kamar,
malam ini dia mondar mandir dan sekali-sekali matanya yang hitam kecoklatan
melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambut.
![]() |
Setelah Mandi |
Melihat Tarzan seperti
itu, kupikir lebih baik menyuruh Tarzan ke dapur karena mungkin dia sedang
kehausan, jadi aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu sambil berkata,
“Tarzan! ayoo.. keluar!” pada saat aku melintas di depan Tarzan, tiba-tiba
tanpa aba-aba, kedua kaki depan Tarzan menggapai dan dengan bertumpu pada kedua
kaki belakangnya.
Kedua kaki depan Tarzan menekan bagian punggungku, aku mencoba berbalik dan karena beratnya badan Tarzan, aku terhuyung-huyung dan jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal.
Kedua kaki depan Tarzan menekan bagian punggungku, aku mencoba berbalik dan karena beratnya badan Tarzan, aku terhuyung-huyung dan jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal.
Kedua kaki terpentang
lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku terbuka, yang
mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos di mana kemaluanku dan bagian pahaku
yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kukeringi dengan betul.
Tarzan dengan cepat berjalan ke arahku yang
sedang telentang di lantai dan sekarang berdiri diantara kedua kakiku yang
terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku
dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku,
hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli.
Aku mencoba menarik badanku ke
atas untuk menghindari jilatan lidahnya pada pahaku, akan tetapi terdengar
suara geraman keluar dari mulutnya dan dengan masih terus menjilat pahaku.
Tarzan menunjukan gigi-giginya yang runcing, yang membuatku sangat ketakutan
sehingga badanku terdiam dengan kaku.
Kedua mataku melotot dengan ngeri melihat
ke arah anjing herder tersebut yang kepalanya berada diantara kedua pahaku.
Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika
lidahnya yang kasar itu terasa menjilat belahan bibir kemaluanku dari bawah
terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidahnya yang
besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan meggesek dengan suatu
jilatan yang panjang, yang membuatku terasa terbang melayang-layang bagaikan
layang-layang putus ditiup angin.
“Aduuuhh!” tak terasa keluar keluhan
panjang dari mulutku. Badanku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum
dan mataku terus melotot melihat kearah lidah Tarzan yang bolak balik menyapu
belahan bibir kemaluanku dan dengan tak sadar kedua pahaku makin terbuka lebar,
memberikan peluang yang makin besar pada lidah Tarzan bermain-main pada belahan
kemaluanku.
Dengan tak dapat kutahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri
keluar dari dalam kemaluanku dan bau serta rasa dari cairan ini makin membuat
Tarzan makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai
dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir kemaluanku sampai
pada puncaknya yaitu pada klitorisku.
Ohhh… dengan cepat kemaluanku menjadi
basah kuyup oleh cairan nafsu yang keluar terus menerus dari dalam kemaluanku.
Sejenak aku seakan-akan lupa akan diriku, terbawa oleh nafsu birahi yang
melandaku.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar