Tampilkan postingan dengan label kakakdewa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kakakdewa. Tampilkan semua postingan

28 Mei 2018

Anjing Ini Bikin Aku Jadi Maniak - Episode 2

CERITAHOT | Setelah puas dengan payudaraku, aku mengambil posisi tengkurap, sambil begitu tangan kananku menarik kaki anjingku sampai dia mendekat dan akhirnya kupegang kemaluan anjingku dan mengarahkannya ke duburku, dan dengan animal instinct-nya, anjingku memainkan batang kemaluannya di dalam duburku.
“Aaahhh… hhmmpph… aaahhh”, masuk, keluar, masuk, keluar, “Aaahh”. Kedua kaki depannya bertumpu pada punggungku. Kocokannya cepat sekali, kemaluannya menggesek-gesek dinding lubang pantatku dengan gerakan yang cepat, rasanya, “Aah… aahh… aahhh…” Aku tidak sabar lagi, aku ingin merasakan batang kemaluan anjingku di liang kemaluanku.
Aku memang sudah tidak perawan. Gara-gara godaan yang kulakukan terhadap para tukang becak di dekat rumahku, aku diperkosa oleh mereka. Aku disuruh melayani nafsu mereka yang sudah tidak terbendung lagi.
Waktu itu mereka berlima, sedang menunggu pelanggan mereka di persimpangan jalan dekat rumahku. Pada saat itu aku sengaja memakai kaos tipis berwarna putih, dan seperti biasa aku tidak memakai BH, sehingga putingku terlihat menonjol dan warnanya terlihat samar-samar dari balik kaos.
Anjing Ini Bikin Aku Jadi Maniak - Episode 2

Jarak antara rumah dengan persimpangan jalan itu tidak begitu jauh, dan kebetulan saat itu keadaan di sekitarnya memang sedang sepi. Aku setengah berlari menghampiri mereka. Payudaraku tentu saja tidak bisa diam, dan bergelantungan ke segala arah. Setelah berada di dekat mereka, aku meminta salah seorang dari mereka untuk mengantarkan aku ke toko kecil dekat rumahku, sebenarnya hal ini hanya kujadikan alasan.
Waktu naik becak, aku sengaja naik dengan posisi agak membungkuk menghadap ke tukang becak itu, sehingga sebagian payudara besarku kelihatan menggantung, baru kemudian aku berputar untuk duduk. Setelah sampai aku membeli sesuatu, kemudian naik lagi ke becak dan memintanya untuk mengantarkan aku pulang. Jalan menuju rumahku memang jelek, banyak lubangnya, sehingga becaknya bergoyang-goyang, ini membuat payudaraku juga bergoyang-goyang.
Kami pulang melewati para tukang becak yang dari tadi menunggu pelanggan, dan mungkin karena melihat payudaraku yang bergoyang-goyang itu membuat mereka tidak dapat menahan nafsu. Kulihat mereka mengikuti. Beberapa rumah di dekat rumahku memang rumah kosong, sehingga keadaan di sekitar rumahku memang sepi sekali. Setelah sampai, aku turun dan membayar tukang becak itu. Baru saja aku berbalik, mulutku sudah disekap dari belakang, dan payudaraku diremas dengan kasar.
Orang yang menyekapku itu mengancamku untuk tetap diam, kalau tidak aku akan dibunuhnya. Aku menurut saja, karena takut dengan ancamannya. Aku dibawanya masuk ke rumah kosong di sebelah rumahku. "Dasar tukang becak penipu," batinku.
Ternyata setelah kulihat, dia adalah tukang becak yang tadi, dan dia ternyata tidak sendiri, keempat temannya juga bersamanya, mereka masih sibuk memasukkan becak-becak mereka ke halaman rumah kosong itu. Setelah selesai, mereka menyusul masuk.
Tanpa berkata apa-apa, mereka semua membuka celananya. Kemaluan mereka semua berwarna coklat gelap, dengan urat-urat di sekelilingnya. Melihat itu aku menjadi takut sekali, tetapi aku tidak berani melawan, karena takut dibunuh. Mereka semua maju ke arahku dan menyuruhku untuk membuka semua bajuku, kuturuti kemauan mereka dengan sangat terpaksa.
“Ayo! Emut kontolku!” kata salah seorang dari mereka. Dengan agak ragu-ragu dan takut kumasukkan kemaluannya ke mulutku. Kepalaku dipegang dan digerakkan maju mundur. “Ayo! Kayak ngemut permen gitu loh, kalo enggak tak bunuh kamu!” bentaknya.
Aku menjadi semakin takut, dan menuruti kemauannya. Kukulum batang kemaluannya seperti kemauannya dengan kedua tangannya masih di kepalaku. Beberapa saat setelah itu kurasakan cairan kental dengan rasa yang sangat aneh keluar dari kemaluannya.
Ingin rasanya aku muntah, tetapi apa daya, kedua tangannya memegang erat kepalaku. “Ayo, jangan muntah!” Dengan perasaan jijik kutelan spermanya sampai habis. Hal ini berlangsung sampai kelima tukang becak itu mengeluarkan spermanya di mulutku, dan semua sperma yang keluar di mulutku, kutelan habis semuanya. Lama-kelamaan aku menikmati hal ini.
Kemudian aku diperintahkan untuk bertumpu pada kedua tangan dan kakiku. Di bawahku diselipkan sebuah meja panjang yang kaki-kakinya pendek, yang ada di dekat kami. Sebelum aku bertumpu pada kedua tangan dan kakiku, seorang tukang becak sudah dalam posisi telentang di atas meja itu.
Dia memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kemaluanku dengan paksa. Untuk pertama kalinya liang kemaluanku dimasuki oleh kemaluan laki-laki, kemaluan seorang tukang becak. Pertama rasanya memang sakit, perih, tetapi beberapa saat setelah digesek-gesek terus oleh batang kemaluannya, aku mulai dapat merasakan kenikmatan itu.
Seorang tukang becak lagi dengan posisi bertumpu pada lututnya sudah berada di depanku dan memintaku untuk mengulum kemaluannya. Dari belakang, seorang tukang becak dengan posisi yang juga bertumpu pada lututnya, menyodokkan kemaluannya ke dalam anusku. Sementara dua tukang becak lainnya meremas-remas kedua payudaraku dengan sangat kasar. Kemaluan kedua tukang becak yang dimasukkan ke dalam liang kemaluan dan anusku bergerak keluar masuk dengan kasarnya. Karena merasakan nikmatnya kedua batang kemaluan mereka, aku semakin menikmati kemaluan tukang becak yang sedang kukulum.
Aku semakin agresif, kukulum kemaluannya dengan gerakan yang cepat, maju, mundur, maju, mundur. Sampai-sampai tukang becak yang kemaluannya kukulum menjambak rambutku, dan tangannya ikut menggerakkan kepalaku. Pada saat yang bersamaan, ketiga tukang becak yang memainkan kemaluannya di tubuhku berhenti, kelihatannya mereka sudah mau keluar.
Aku disuruh duduk di lantai, kemudian aku disuruh membuka mulutku. Mereka bertiga memintaku untuk mengocok kemaluan mereka secara bergantian tepat di depan mulutku. Dua tukang becak yang lain sedang sibuk menghisap puting payudaraku, tiap orang menguasai satu dari sepasang payudaraku. Sambil menghisap, mereka meremas-remas payudara yang mereka kuasai dengan kedua tangannya, seperti seorang bayi yang sangat kehausan.
Sesaat kemudian sperma ketiga tukang becak tadi keluar, muncrat ke dalam mulutku, dan sebagian lagi muncrat ke wajahku. Tanpa diperintah, kutelan sperma mereka. Sekarang gantian dua tukang becak yang tadi menghisap puting susuku, memaksaku untuk menghisap batang kemaluan mereka berdua secara bergantian.
Seperti seorang anak kecil yang kalau makan es berlepotan, aku yang berlepotan sperma di wajahku mengulum kemaluan mereka berdua secara bergantian dengan agresif. Sambil kukocok, kuhisap-hisap batang kemaluan mereka dengan hisapan yang kuat.
Sebentar saja mereka kelihatan sudah tidak kuat, melihat itu kubuka mulutku lebar-lebar, kemudian kukocok dengan cepat kedua kemaluan mereka di depan mulutku. “Crut… crut… crut… crut…” sperma mereka masuk ke dalam mulutku. Langsung saja kutelan habis. Kujilat sisa-sisa sperma yang masih menempel di sekitar mulutku.
Mungkin karena mereka melihatku sangat menikmati perkosaan ini, mereka menjadi tenang. Mau apa lagi, karena tidak bisa melakukan apa-apa, lebih baik kunikmati saja perbuatan mereka itu. Salah satu dari mereka kemudian berkata, “Mbak, jangan bilang siapa-siapa, ya?” aku hanya mengangguk sebagai tanda ‘ya’.
Anjing Ini Bikin Aku Jadi Maniak  Episode 2

Kemudian mereka berlima keluar dari rumah kosong itu dengan tenangnya, dan meninggalkan aku di rumah kosong itu masih dalam keadaan telanjang bulat. Terus terang saja aku masih belum puas, tetapi ya mau apa lagi. Kupakai lagi baju dan celanaku, kemudian aku pulang.
Sesampainya di rumah aku langsung mandi. Sambil mandi aku membayangkan bagaimana rasanya kalau bercinta dengan anjing, karena kebetulan waktu itu ada tiga ekor anjing di rumahku, dan semuanya dari jenis anjing yang bertubuh besar. Belum selesai aku mandi, aku langsung keluar dengan keadaan telanjang bulat, aku tenang saja, karena kedua orang pembantuku seperti biasanya sedang menjaga toko dari pagi sampai sore.
Aku berjalan menuju halaman samping, tempat dimana ketiga ekor anjingku berada. Dag-dig-dug, jantungku berdegup dengan kencang, seiring dengan nafsuku yang semakin memuncak. Kuhampiri mereka, kurangkul dan kubelai-belai tubuh mereka secara bergantian.
Pelan-pelan aku mendekat ke anjing yang paling besar badannya, kuelus-elus, kemudian aku mulai memegang kemaluannya. Kupijat-pijat sampai kemaluannya tegang, warnanya membuatku semakin terangsang. Pelan-pelan mulai kukulum kemaluannya, karena nafsuku yang sangat besar, aku sama sekali tidak merasa jijik. 
Kukulum kemaluannya dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan kakiku, dengan pantat yang sengaja kudongakkan ke atas, aku berpikir mungkin dengan begitu anjing yang lainnya mau menyodok entah itu anus atau liang kemaluanku, aku tidak peduli. Eh, benar, di saat aku keenakan menghisap, aku merasa ada yang menjilat-jilat kemaluanku, “Aaahh…” rasanya nikmat, sesaat kemudian kurasakan ada batang kemaluan yang menyodok liang kemaluanku.
Dengan gerakannya yang khas, dia mainkan kemaluannyanya di liang kemaluanku. Wah, aku menjadi semakin lupa daratan. Entah berapa kali secara bergantian mereka memasukkan kemaluannya ke liang kemaluanku, demikian juga mulutku, semua sperma yang keluar dari kemaluan anjingku waktu kuhisap-hisap, kutelan sampai habis. Permainan kali itu, yang kulakukan dengan ketiga ekor anjingku itu membuat aku puas sekali.
Wah, kalau aku ingat peristiwa itu rasanya aku pingin lagi. Bayangkan, mulut, lubang kemaluan dan anusku dimasuki oleh batang kemaluan para tukang becak, ditambah lagi dengan payudaraku yang mereka ‘siksa’, dan kemudian aku bercinta dengan ketiga ekor anjingku.
Wah, sensasi yang kurasakan waktu itu luar biasa, aku benar-benar menikmatinya. Entahlah, mungkin aku mengalami sedikit gangguan, sehingga hal yang tidak wajar dapat membuatku merasa ketagihan. Tetapi memang rasanya luar biasa nikmat (kalau tidak percaya, coba sendiri, nanti kan tahu rasanya).
Tetapi aku rasa tidak cuma aku yang mempunyai masalah seperti itu. Kalau ada dari kalian yang punya masalah yang sama, tolong kirim email pada saya, mungkin kita bisa saling curhat.
THE END

15 Mei 2018

Tiada Wanita Kambing Pun Tiada Masalah


CERITAHOT | Namaku Memed, awas jangan salah menyebut namaku menjadi memek, ketika itu (tahun 1978) umurku baru 12 tahun, namun anehnya hasrat seksualku telah begitu kuat, sehingga kadang sulit untuk diredam. Imajinasiku kadang demikian melambung mengkhayalkan hal-hal yang tidak layak dipikirkan dan dikhayalkan anak seusiaku. Hasrat seksual itu sering muncul begitu saja tanpa sebab yang jelas.

Pernah, suatu malam ketika keluargaku sedang menonton TV. Kebetulan ruang nonton TV dalam keadaan gelap, karena lampunya dimatikan, hanya diterangi oleh cahaya dari layar TV. Menjelang tengah malam semuanya tertidur, kecuali aku. Aku melihat adikku Tuti, dua tahun di bawahku, tepat berada di sampingku. Entah kenapa tiba-tiba hasrat seksualku muncul tiba-tiba. Tanganku merayap, menyibakkan rok yang dipakai adikku, tanganku perlahan-lahan meraba-raba belahan memek di balik celana dalamnya, yang tentunya masih bersih belum tumbuh bulu sedikit pun. Keberanianku semakin muncul, karena tidak ada reaksi dari adikku, kulepaskan tangan sambil sedikit memiringkan tubuhku dan kucium bibirnya, tak ada reaksi.

Karena khawatir ketahuan yang lain, apa lagi kalau adikku bangun, kuhentikan aktivitasku. Namun, debaran dada semakin meledak-ledak, karena hasrat yang sangat sulit dibendung, tapi rasa takut mengalahkan hasratku yang meledak-ledak.

Bayangan dan hasrat semalam tenyata masih terbawa sampai esok harinya. Kepala terasa berat, menahan hasrat yang demikian menekan. Sampai jam empat sore bayangan-bayangan kejadian malam malah semakin menggila. Akhirnya aku mencari akal bagaimana melampiaskan hasrat tersebut. Aku pergi ke belakang rumah dengan maksud untuk bermain sekedar menepis bayangan semalam. Sesampainya di belakang, aku melihat dua ekor kambing betina.

Tiba-tiba muncul pikiran yang sebelumnya belum pernah singgah, aku dekati kambing itu dan menatapnya dengan seksama, khususnya bagian belakangnya, bagian yang tertutup ekornya. Kupegang dan kuusap-usap bagian punggungnya dan terus ke arah belakang, sementara itu kontolku telah sedemikian ngaceng di balik celana pendek yang kupakai.

Anehnya kambing itu diam saja ketika memeknya kuusap-usap, seperti menikmatinya. Selama tanganku meraba-raba memek kambing itu, pandanganku melihat-lihat jangan-jangan ada orang di sekitar situ dan memergoki apa yang kulakukan. Lima belas menit kemudian, setelah yakin tidak ada orang, kubuka resleting celanaku perlahan-lahan dan mengeluarkan kontolku yang telah sedemikian ngaceng. Kontolku langsung keluar, karena memang aku tidak pernah memakai celana dalam. Aku mulai memakai celana dalam setelah aku kelas tiga SMP, dua tahun kemudian.

Perlahan-lahan kudekatkan kontolku dan kugosok-gosok ke memek kambing itu. Perasaan enak terasa di ujung kontolku, entah mengapa, mungkin karena imajinasiku membayangkan bahwa memek yang sedang kugesek-gesek itu adalah memek adikku. Setelah merasa puas menggosok-gosok kontolku, kumasukkan pelan-pelan kontolku ke dalam memek kambing betina itu, hingga akhirnya masuk semua.

Ketika kontolku telah masuk semua, kambing itu mengembik, namun suaranya terasa agak lain, lebih menyerupai erangan. Kukocok pelan-pelan, takut mbek itu berontak dan kabur, karena tidak diikat. Namun kambing itu tetap diam, malah terasa kambing itu seperti menggoyang-goyangkan pantatnya dan menekan badannya ke arah belakang, sehingga kontolku semakin dalam memasuki memek kambing itu. Sambil mengocok kontol, mulutku menyebut-nyebut nama adikku, kadang teman-teman perempuan sekelasku, dan siapa saja perempuan yang melintas dalam ingatanku.

"Oohh.. Tuti, memekmu enak sekali... oh Mirna.. Henceutmu gurih, oh Maryam sayangku.."

Aku semakin mempercepat kocokan kontolku. Mungkin karena baru pertama melakukan itu dan imajinasiku yang semakin menggila, tidak lama terasa ada sesuatu mendesak dari dalam perutku yang mengarak ke arah kontolku. Seluruh badanku terasa merinding menahan nikmat yang sulit untuk dikatakan. Dan akhirnya, crot-crot.. Entah berapa kali. Kutekan tubuhku dengan menarik tubuh kambing bagian belakang karena takut jatuh, badanku terasa lemas. Setelah agak lama aku membiarkan kontolku di dalam memek kambing itu, kucabut perlahan, terasa linu namun sangat-sangat enak. Setelah kejadian itu, bila hasratku kembali muncul aku mendatangi kambing itu. Dan kulakukan itu hampir tiap hari.

Tiga bulan kemudian, sepulang sekolah ketika hasratku kembali muncul karena di sekolah melihat temanku yang pingsan dan dengan tidak sengaja melihat celana dalamnya, hasrat seksualku muncul sedemikian kuat. Aku pergi ke belakang rumah tempat biasanya sang kambing merumput, aku tidak menemukannya di sana. Kucari ke tempat lain di sekitar rumahku juga tidak ada. Di antara rasa penasaran, heran dan hasrat seksual yang demikian kuat, kutanyakan kepada ibuku. Ia mengatakan bahwa kambing itu setelah aku pergi sekolah dibawa ayah untuk dijual ke Pak Lurah. Walaupun penasaran aku tidak bisa bilang apa-apa, namun demikian ternyata tidak juga menyurutkan hasrat seksualku. Aku kembali ke belakang rumah, mencari akal untuk melampiaskan hasratku yang tidak kunjung terpuaskan.

Tak jauh di belakang rumahku terdapat kebun yang ditumbuhi tanaman jagung, luasnya hampir lima hektar. Di situlah biasanya aku bermain. Aku biasanya bermain sendirian, entah mengapa aku tidak begitu suka main dengan teman sebaya. Sesampainya di tengah-tengah kebun jagung, di antara pohon-pohon jagung aku duduk sambil meluruskan kaki. Tanpa sadar tanganku mengusap-usap kontolku dari luar celana. Karena asyiknya, tanpa kuketahui tiba-tiba di depanku ada seekor ayam betina yang sedang mencari makan. Entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku punya pikiran untuk menyetubuhi ayam itu.

Pelahan-lahan sambil mengendap-endap kudekati ayam itu, dan kutangkap. Ternyata ayam itu milik orang tuaku. Karena aku biasa memberinya makan sehingga ayam itu dengan mudahnya kutangkap, walau pun tetap saja mau melepaskan diri, mungkin karena merasa diganggu saat sedang enak-enaknya makan.

Ayam itu kuusap-usap kepala dan punggungnya supaya diam. Setelah tenang, kubuka resleting celanaku dan kukeluarkan kontolku. Sambil kupegang ayam itu dengan kedua tanganku, pelan-pelan kudekatkan pantat ayam itu ke kepala kontolku, dan kutekan pelan-pelan. Karena kontolku sedemikian ngacengnya dan keras, sedikit demi sedikit kontolku masuk ke dubur ayam itu, terasa sulit dan pedih-pedih enak, namun kutekan terus. Ayam itu berontak dan berkotek-kotek serta berusaha melepaskan diri. Kupegang lebih kencang karena takut lepas, sambil ditekan lebih kuat. Akhirnya seluruh kontolku masuk. Ayam itu tetap berkotek dan berusaha melepaskan diri.

Pelan-pelan ayam itu kuangkat sedikit dan kutekan kembali perlahan-lahan dan akhirnya semakin kencang. Aku ingin cepat-cepat menyelesaikan 'proyek' kecil yang mengasyikkan namun menegangkan itu. Tak lama kemudian seluruh badanku terasa merinding menahan nikmat yang sulit untuk dikatakan. Dan akhirnya, crot-crot.. Kutekan ayam itu ke belakang supaya kontolku masuk lebih dalam. Setelah agak lama aku membiarkan kontolku di dalam dubur ayam itu, kucabut perlahan, terasa linu namun sangat-sangat enak. Ternyata, betul kata pepatah, tak ada perempuan, kambing dan ayam pun jadilah..


Suatu hari, entah iblis mana yang mengantarkanku ke pengalaman yang benar-benar aneh. Aku bermaksud mengembalikan buku yang kupinjam dari salah seorang teman sekolahku, seorang perempuan, Yuli namanya. Ia anak tetanggaku yang paling dekat dengan rumahku, oleh karena itu aku agak berani meminjam buku. Ketika sampai di rumahnya, yang kutemukan hanya ibunya yang sedang menjemur pakaian. Kutanyakan padanya, ia bilang bahwa Yuli sedang bermain di belakang rumah atau paling di saung di kebun singkong, sedang main dengan anjingnya.

Tiada Wanita Kambing Pun Tiada Masalah
Kambingku Cantik


Aku pergi ke belakang rumah Yuli, kucari-cari tidak ada. Lalu aku masuk ke kebun singkong tidak jauh dari situ. Kulihat tak jauh ada sebuah saung. Kudekati, tapi kudengar suara keluhan atau tepatnya erangan yang sangat halus, namun kadang-kadang terdengar agak memburu. Aku heran dan penasaran. Kuintip dari arah belakang saung melalui lubang yang agak lebar. Kulihat Yuli sedang duduk, tapi rok bagian bawahnya terangkat ke atas, dan tampak di bawahnya seekor anjing, kutahu nama anjing itu Bleki, sedang menjilat-jilat kemaluan si Yuli. Mata si Yuli tampak terpejam, dan mulutnya mengeluarkan suara seperti mengerang keenakan.

Aku heran akan tetapi entah bagaimana tiba-tiba nafsu birahiku muncul dengan tiba-tiba dan kontolku terasa tegang. Pelan-pelan aku melangkah ke depan saung dan perlahan masuk ke saung itu. Aku membungkuk dan melihat apa yang dilakukan anjing itu. Tampak memek si Yuli telah memerah dan basah oleh air liur anjing itu. Memeknya tampak masih bersih tanpa sehelai pun rambut. Pelan-pelan anjing itu kuusap-usap dan kusingkirkan, dan cepat-cepat kugantikan tugas yang sedang dilakukan anjing itu. Aku meniru apa yang dilakukannya terhadap memek Yuli.

"Ehm.. Ohh.."

Terdengar Yuli mengerang agak kencang. Pelan-pelan kuraba memek Yuli, dan kubuka belahannya. Tampak warna merah muda yang sangat membangkitkan nafsu birahi itu terpampang di depanku. Berbeda dengan memek kambing apalagi dubur ayam. Yang ini benar-benar lain dan sungguh indah. Aku semakin semangat menjilat-jilatnya.

Semakin lama erangan Yuli semakin sering. Tiba-tiba rambutku terasa ada yang memegang dan kepalaku semakin ditekannya kuat-kuat.

"Oohh.. Enak.. Shht..!!" Aku semakin bersemangat.

Tiba-tiba kepalaku dicengkeram dan digoyang-goyang, terdengar Yuli berkata seperti terkejut..

"Siapa itu..?"

Aku menghentikan aktivitasku dan menengadahkan kepalaku, tampak Yuli terkejut..

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Yuli, tapi anehnya seperti tidak ada kesan yang memperlihatkan rasa malu, hanya keheranan. Melihat itu, muncul keberanianku..
"Menikmati memekmu.."
"Oohh... kamu suka?"
"Suka sekali.. Lalu?" jawabku.
"Bagaimana kalau kita lanjutkan?" tanya Yuli.
"Boleh?" aku bertanya tak percaya.
"Heem.. Tanggung, tapi jangan bilang-bilang siapa ya?!"
"Ya.." jawabku sepat.
"Sini lihat kontolmu..!" kata Yuli enteng.

Kubuka resleting celanaku dan kubuka celanaku. Maka keluarlah kontolku yang sejak tadi sudah tegang dan keras. Yuli memegangnya dan menariknya. Aku meringis kesakitan.

"Pelan-pelan dong..!" kataku.
"Aku sudah nggak tahan.. Ohh" ia berkata setengah mengerang.. Ditariknya perlahan kontolku dan diletakkannya ke memeknya dan digosok-gosoknya.
"Tekan-pelan-pelan Med..".

Aku menekannya pelan-pelan, tapi tiba-tiba tumitku yang terlipat menindih batu yang agak runcing, aku kaget karena sakit. Gerakanku yang tiba-tiba menekan kontolku, sehingga.. Bless... Ahh.. Aku dan Yuli melenguh berbarengan. Anehnya kontolku bisa masuk dengan lancar. Dan akhirnya seluruh batang kontolku masuk ke dalam memek Yuli. Terasa kenikmatan yang sangat berbeda jauh dengan memek Kambing apalagi dubur ayam. Hangat, basah dan terasa lebih lembut. Setelah dibiarkan beberapa lama, aku menarik dan menekan secara perlahan, akan tetapi Yuli tampak liar menggoyang ke kiri dan ke kanan secara bersamaan juga mendorong dan menarik..

Luar biasa, gadis kecil ini belajar dari mana? Karena gerakan Yuli begitu atraktif, aku tak tahan lagi, dan tak lama kemudian.. Crot.. Crot.. Aku mengeluarkan spermaku di dalam memek Yuli.. Dan tampak Yuli pun mengerang dengan kuat.. Orgasme. Akhirnya kami berdua ambruk di saung itu. Setelah agak lama, aku berkata...

"Kamu hebat dan tampaknya sudah berpengalaman".
"Ya, berkat kamu dan si Bleki"
"Maksudmu?" tanyaku heran.
"Aku melihat kamu sering ngentot dombamu itu, aku sering mengintipmu. Karena penasaran aku coba dengan anjingku, yakh karena aku tidak punya kambing sepereti kamu"
"Oohh.." aku bergumam..

Sejak saat itu, aku sering bermain dengan Yuli, baik di saung maupun di kebun jagung belakang rumahku. Pengalaman yang benar-benar aneh..

9 Mei 2018

Birahi Anjingku Menelan Korban (Episode 3)

CERITAHOT | Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, Tarzan mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga batang kemaluannya yang telah terjepit diantara bibir kemaluanku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam ke dalam kemaluanku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari mulutku.
“Aaduuuhh!” sempat terlintas di dalam otakku, “Ooohh gila.. betapa besarnya!” kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tanganku mencengkeram dengan kuat pada kasur. Akan tetapi Tarzan, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang buas, tanpa mengenal kasihan pada nyonyanya yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam kemaluannya.
Batang kemaluannya dengan cepat keluar masuk mengaduk-aduk lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang kemaluannya dibandingkan dengan daya tampung kemaluanku, setiap gerakan masuk batang kemaluannya, terasa keseluruhan bibir kemaluan dan klitorisku tertekan masuk ke dalam.
Di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang batang kemaluannya, sehingga menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang tak terlukiskan yang belum pernah kualami selama ini dan pada waktu batang kemaluannya ditarik keluar, terasa seluruh bagian dalam kemaluanku seakan-akan tertarik keluar menempel dan mengikuti batang kemaluannya, sehingga badanku bergerak terdorong ke belakang, 
Di mana sebelum aku sempat menyadarinya batang kemaluannya telah mendorong maju lagi dan menerobos masuk dengan cepat ke dalam lubang senggamaku, menimbulkan sensasi yang sukar dilukiskan dengan kata-kata, aku benar-benar terbuai dan karena posisiku yang sedang bertumpu pada kasur tempat tidur, maka kedua buah dadaku yang tergantung bergerak-gerak terayun-ayun ke depan ke belakang mengikuti dorongan dan tarikan batang kemaluan Tarzan pada kemaluanku.
“Ooohh.. ini tak mungkin terjadi!” pikirku setengah sadar. “Aku sedang disetubuhi oleh seekor anjing? gila!” sementara persetubuhan liar itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda tubuhku, perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian bawah badanku terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian badanku.
Birahi Anjingku Menelan Korban (Episode 3)


Membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh batang kemaluan Tarzan yang dahsyat mengaduk-aduk seluruh yang sensitif pada bagian dalam kemaluanku tanpa ada yang tersisa, keseluruhan bagian yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam kemaluanku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan Tarzan yang benar-benar besar itu.
Rasanya paling kurang dua kali besarnya dari batang kemaluannya Mas Ferry dan cara gerakan bagian belakang anjing herder tersebut bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam kemaluanku, benar-benar sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa geli-geli nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, membuat secara perlahan-lahan aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi.
Aku mulai menyadari akan hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan batang kemaluan seekor anjing dalam kemaluanku dan membuatku sangat terkejut, “Aaahh.. tidak! setan sedang mencoba kesetiaanku saat ini! Ini sesuatu hal yang sangat tidak wajar! ini benar-benar salah! tapi ohh salah?
Aahh.. ssshhh aku seharusnya tidak menyerah pada cengkeraman tangan-tangan setan!” tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang mulai memaksa masuk ke dalam kemaluanku, memaksa bibir kemaluanku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa ditolerir.
Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat apa yang sedang memaksa masuk ke dalam kemaluanku itu dan.., “Aaaduuuhh.. gila.. ini benar-benar gila!” keluhku, terlihat bagian pangkal batang kemaluan Tarzan sepanjang kurang lebih 5 cm membengkak, membentuk seperti bola dan bagian tersebut sedang mulai dipaksakan masuk, menekan bibir-bibir kemaluan dan secara perlahan-lahan menerobos masuk ke dalam lubang kemaluanku.
“Ooohh.. aaampun.. jangan Tarzan.. aku akan mati kalau engkau memaksakan benda itu masuk ke dalamku!” keluhku memelas tak berdaya seakan-akan Tarzan akan mengerti, akan tetapi sia-sia saja, dengan mata melotot aku melihat benda tersebut mulai menghilang ke dalam kemaluanku dan terasa seperti bagian bawahku akan terbelah dua, kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan sekujur badanku mengejang.
Bongkahan tersebut terus menerobos masuk ke dalam lubang sorgaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi oleh kepala, batang kemaluan dan bongkahan pada pangkal batang kemaluan anjing tersebut. Oh.. benar-benar terasa sesak dan penuh lubang kemaluanku oleh seluruh batang kemaluan Tarzan.
Dalam keadaan itu Tarzan terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak karena batang kemaluannya telah terganjal di dalam lubang kemaluanku akibat bongkahan pada pangkal batang kemaluannya. Pantat anjing tersebut terus bergerak-gerak dengan liarnya, sambil mulutnya dengan lidahnya yang terjulur keluar sehingga air liurnya menetes ke pundakku yang ditutupi handuk, terengah-engah, mendengus-dengus dan menggeram-geram dengan keras.
Hal ini mengakibatkan batang kemaluannya dan bongkahan tersebut mengesek-gesek pada dinding-dinding kemaluanku yang sudah sangat kencang dan sensitif, yang menimbulkan perasaan geli dan nikmat sehingga kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali dan dengan tak sadar pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat yang diberikan oleh Tarzan, yang tak pernah kualami selama ini.
“Ooohh.. tidak..” pikirku, “Aku tak pantas mengalami ini.. aku bukan seorang maniak seks! Aku selama ini tidak pernah beselingkuh dengan siapa pun.. ta.taapii.. sekarang.. ooohh seekor anjing? aduuuhh! Tapiii.. ooohh.. enaaaknya.. aghh.. akuuu.. tak dapat menahan ini.. agghh.. betapa.. nikmaaatnya!”
Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku, rasa bersalahku kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan nikmat yang diberikan Tarzan padaku, dengan tak sadar lagi aku mengguman, “Ooohh.. enaaakk.. aaaggh! teruuusss.. puasin aku.. Tarzan!” aku benar-benar sekarang telah menjadi seekor anjing betina, betinanya Tarzan tapi aku tidak mempedulikan lagi, pokoknya pada saat ini aku benar-benar telah ditaklukkan oleh Tarzan.
Pada saat ini yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh Tarzan, biarlah aku jadi bahan permainan Tarzan, aku tidak peduli lagi, benar-benar suatu kenikmatan yang liar sedang merasukku.
Agghhh.. biarlah aku disebut apa saja, aku tidak peduli lagi, aku adalah seorang perempuan jalang, seorang perempuan jalang yang keenakan diperkosa dan disetubuhi oleh seekor anjing herder besar, herder dengan alat kejantanannya yang dahsyat, panjang, keras dan besar.
Aku memandang ke bawah antara kedua kakiku yang terpentang dan terlihat bibir kemaluanku yang terpentang lebar dengan batang kemaluan yang besar dari herder tersebut terbenam di sela-sela rambut hitam keriting kemaluanku.
Melihat pemandangan itu, tiba-tiba suatu perasaan kenikmatan yang dahsyat melandaku, yang membuat badanku bergetar dengan hebat dan aku mengalami orgasmeku yang pertama yang benar-benar dahsyat, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami selama ini.
“Ooohh.. yaa Ooohh.. puasin aku Tarzan! Ooohh.. setubuhi aku dengan batang kemaluanmu yang besar! agghhh!” terasa cairan hangat terus keluar dari dalam tubuhku, membasahi rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. “Aaagghhh.. ooohh.. benar-benar nikmat!” keluhku, terasa badanku melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan.
“Aaagghhh!” gerakanku yang liar pada saat mengalami orgasme itu agaknya membuat Tarzan merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku berdenyut-denyut dengan kuat menjepit batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat liar, batang kemaluan Tarzan yang besar itu mulai membengkak, sementara gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja.
Kelihatan Tarzan sedang akan mengalami orgasme, gerakan-gerakan yang liar dari Tarzan ini menimbulkan perasaan ngilu dan nikmat pada bagian dalam kemaluanku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku, pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokan Tarzan yang makin cepat saja.
“Ooohh.. aaaduuh.. aaaghh!” lenguhan panjang keluar dari mulutku mengimbangi orgasme kedua yang melandaku. Badanku meliuk-liuk dan bergetar dengan hebat, kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut yang terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat.
Sedangkan kedua otot-otot paha mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat pada Tarzan yang mengakibatkan dia juga mengalami orgasme dan terasa cairan hangat dan kental yang keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dari punya Mas Ferry.
Oh, air mani Tarzan serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam kemaluanku, rasanya langsung ke dalam kandunganku. Dalam menikmati orgasmeku, aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari air maninya Tarzan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat. 
Tarzan terus memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan anjing betina.
Menjelang sesaat akhirnya aku menjadi agak tenang dan tiba-tiba aku kembali menyadari sedang berada dimana dan apa yang sedang terjadi padaku dengan anjing herderku, aku mencoba bergerak keluar dari bawah badan Tarzan, sambil menyuruh Tarzan mencabut batang kemaluannya yang masih terbenam dalam kemaluanku, akan tetapi aku benar-benar shock ketika merasakan Tarzan melepaskan kedua kaki depannya dari punggungku dan memutar badannya membelakangiku.
Sehingga sekarang bagian pantat kami bertolak belakang, akan tetapi batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap terbenam dan terkunci dengan rapat di dalam lubang kemaluanku. Rupanya bagian pangkal dari batang kemaluannya yang membesar itu terganjel pada bagian dalam bibir kemaluanku, sehingga batang kemaluannya tidak dapat lepas dari dalam kemaluanku. Aku mengeluh, “Ooohh.. gila.. apa yang sedang terjadi ini?! punyanya terganjel di dalamku.. Aaagghhh.. ini benar-benar hukuman buatku, karena membiarkan seekor anjing menyetubuhiku!”
Tiba-tiba Tarzan berjalan maju sehingga aku terseret ke belakang mengikutinya dan sekarang aku merangkak di atas karpet, sehingga aku sekarang benar-benar seperti seekor anjing betina yang sedang disetubuhi oleh jantannya dan harus berjalan mundur mengikuti ke mana akan dibawa oleh jantannya. Aku mencoba bertahan akan tetapi kemaluanku terasa ngilu.
Untung Tarzan berhenti berjalan dan aku dapat mengistirahatkan kepalaku dengan menundukkan dan meletakkan kepalaku pada karpet dengan perasaan tak menentu, sedangkan pantatku tetap tertungging ke atas karena tertarik oleh batang kemaluannya Tarzan yang masih terbenam dengan ketat dalam lubang kemaluanku.
Sambil merenung, aku mempertimbangkan akibat dari kecerobohanku itu yang telah membiarkan seekor anjing mengerjaiku dan akibatnya ini sekarang aku tertelungkup di lantai setengah merangkak dengan kedua tangan dan lututku, di mana kemaluanku dipenuhi dengan batang kemaluan seekor anjing. “Aaagghhh.. bagaimana kalau Mas Ferry melihat keadaanku ini? Melihat istri tercintanya menghianatinya dan beselingkuh dengan.. yaahhh.. dengan seekor anjing, tidak lebih dari itu!
Sedang merangkak dengan kedua tangan dan lututnya dan batang kemaluan yang besar.. yang dua kali lebih besar dari punyanya sedang terbenam di dalam kemaluan yang sempit.. oohhh.. aaaggh” memikirkan hal itu membuatku, entah bagaimana mendadak membuat badanku serasa panas dan darahku serasa mengalir dengan cepat disertai nafsu birahiku yang mendadak meningkat dan akhirnya badanku mulai bergetar dan aku mengalami orgasme lagi.
“Ooohh.. aduuuhh!” kemaluanku benar-benar sudah sangat sensitif, terasa agak ngilu sehingga setiap gerakan yang dibuat oleh Tarzan mengakibatkan badanku tergetar dan pantatku terangkat-angkat. Kadang-kadang Tarzan berjalan maju dan dengan terpaksa aku harus merangkak mundur mengikutinya, benar-benar seperti sepasang anjing jantan dan betina yang lagi bersetubuh.
Keadaan ini berlangsung kurang lebih setengah jam dan tiba-tiba terasa bagian yang membengkak pada pangkal batang kemaluannya mulai mengecil dan.., “Bleeepp…” diikuti dengan tercabutnya batang kemaluan Tarzan dari dalam kemaluanku. Tarzan berjalan ke sudut ruangan sambil menjilat-jilat batang kemaluannya yang berlepotan air maninya dan aku tertelungkup lemas di atas karpet sementara dari kemaluanku mengalir keluar air mani Tarzan yang sangat banyak memenuhi lubang kemaluanku. Dalam posisi ini aku tertidur dengan nyenyaknya.
Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya, akan tetapi perasaanku terasa sangat lega. Setelah mandi dan membersikan seluruh tubuhku, terutama bagian bawahku yang berlepotan air mani yang telah mengering, aku merasa perut keroncongan dan sangat lapar.
Rupanya kejadian semalam benar-benar menguras seluruh tenagaku. Aku mengambil makanan yang tersedia di dalam lemari es dan setelah membagikan sebagian dengan Tarzan, kami berdua menikmati makan yang ada dengan lahap. Rupanya Tarzan sudah sangat lapar juga setelah semalam menghabiskan seluruh persediaan air maninya yang ada.
Pada saat sedang makan itu akan mencoba memikirkan apa yang telah terjadi semalam dan bagaimana cara Tarzan yang dengan cepat bisa menguasai dan mengerjaiku, seakan-akan dia sudah benar-benar terlatih untuk itu dan tiba-tiba kusadari, sepertinya dia sudah sering melakukan ini sebelumnya.
Tak salah lagi rupanya dia sudah berpengalaman dan sering melakukannya dengan nyonya Italy-nya dulu, itu sebabnya dia menyerang dan menyetubuhiku, karena sudah cukup lama puasa sejak nyonya Italy-nya pergi lebih sebulan lalu. Apakah ini merupakan malapetaka bagiku atau apa?, bingung aku memikirkannya.
Menjelang sore hari Mas Ferry tiba di rumah dan sambil menciumku, Mas Ferry bertanya padaku, “Halo sayang.. tentu kau sudah sangat rindu padaku yahhh! Ntar lagi aku akan puasin kamu sayang!” aku hanya tersenyum tersipu-sipu saja sambil melirik ke arah Tarzan yang sedang memandang kami berdua dengan matanya yang bulat coklat itu.
Tamat

8 Mei 2018

Birahi Anjingku Menelan Korban (Episode 2)


CERITAHOT | Mas Kakakdewa masih mengerang hebat dengan tubuhnya bergetar-getar kenikmatan dan aku gigit pentil dadanya, sambil kucakar punggungnya untuk menahan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kuangkat pantatku pelan-pelan dan masih kulihat sisa-sisa ketegangan di batang kemaluan Mas Kakakdewa.

Setelah itu kami pun terkulai lemas dan tidur sambil batang kemaluan Mas Kakakdewa masih menancap di memekku. Begitulah hampir selama 2 minggu kami melakukan hubungan seks dan tiba saatnya ketika Mas Kakakdewa harus berlayar karena masa cutinya sudah habis.

Aku mengantar kepergian suamiku sampai di pelabuhan. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupku dengan jadwal tugas Mas Kakakdewa selang seling pergi bertugas di Riq dan tinggal di darat, di mana keadaan ini kami jalani hampir 5 (lima) tahun sampai sekarang.

Pada saat ini Mas Kakakdewa sedang bertugas di Riq, sudah hampir 2 minggu aku ditinggal Mas Kakakdewa, besok Mas Kakakdewa akan kembali ke rumah dan tinggal selama 1 minggu, sudah terbayang dalam benakku, hari-hari mendatang selama 1 minggu, dimana kami berdua akan berenang dalam madu kenikmatan untuk memuaskan hasrat pemenuhan kebutuhan seksual kami yang mengalami puasa selama 2 minggu.

Dengan jadwal tugas Mas Kakakdewa seperti ini, maka hubungan seks kami selalu saja menggebu-gebu, disebabkan setiap kali kami harus berpuasa selama 2 minggu untuk bertemu dan saling memuaskan selama 1 minggu.

Membayangkan hari esok dan bagaimana gumulan Mas Kakakdewa, benar-benar telah membuatku sangat terangsang, memang setiap kepergian mas Fery, aku benar-benar bertahan untuk tidak menyalurkan keinginan seksku yang tinggi dengan lelaki lain, karena aku benar-benar hanya berkeinginan memberikan tubuh dan gairahku pada Mas Kakakdewa seorang.

Menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus kusiapkan sendiri, sebab Mbok Minah, pembantu setiaku sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat. Aku memberi makan Tarzan anjing herder kami itu. 

Telah hampir satu bulan Tarzan tinggal bersama kami, setelah tuannya yang lama kembali ke Italia. Setelah selesai memberi makan Tarzan, aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Letak kamar mandi tempat aku mandi, nyambung dengan kamar tidur kami.

Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidur.

Di dalam kamar tidur terlihat Tarzan sedang tiduran di sudut kamar, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarku untuk tiduran, memang dia senang tidur di dalam kamar kami yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC. Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir rambut.

Pada saat itu Tarzan mendadak bangkit dari tidurannya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamar dengan lidahnya terjulur keluar sambil hidungnya mendengus-dengus, terlihat malam ini Tarzan agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu tenang tidur di sudut kamar, malam ini dia mondar mandir dan sekali-sekali matanya yang hitam kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambut.


Birahi Anjingku Menelan Korban (Episode 2)
Setelah Mandi

Melihat Tarzan seperti itu, kupikir lebih baik menyuruh Tarzan ke dapur karena mungkin dia sedang kehausan, jadi aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu sambil berkata, “Tarzan! ayoo.. keluar!” pada saat aku melintas di depan Tarzan, tiba-tiba tanpa aba-aba, kedua kaki depan Tarzan menggapai dan dengan bertumpu pada kedua kaki belakangnya.

Kedua kaki depan Tarzan menekan bagian punggungku, aku mencoba berbalik dan karena beratnya badan Tarzan, aku terhuyung-huyung dan jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal.

Kedua kaki terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku terbuka, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos di mana kemaluanku dan bagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kukeringi dengan betul.

Tarzan dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang berdiri diantara kedua kakiku yang terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli.

Aku mencoba menarik badanku ke atas untuk menghindari jilatan lidahnya pada pahaku, akan tetapi terdengar suara geraman keluar dari mulutnya dan dengan masih terus menjilat pahaku. Tarzan menunjukan gigi-giginya yang runcing, yang membuatku sangat ketakutan sehingga badanku terdiam dengan kaku.

Kedua mataku melotot dengan ngeri melihat ke arah anjing herder tersebut yang kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika lidahnya yang kasar itu terasa menjilat belahan bibir kemaluanku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidahnya yang besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan meggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuatku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup angin.

“Aduuuhh!” tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Badanku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terus melotot melihat kearah lidah Tarzan yang bolak balik menyapu belahan bibir kemaluanku dan dengan tak sadar kedua pahaku makin terbuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah Tarzan bermain-main pada belahan kemaluanku.

Dengan tak dapat kutahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan bau serta rasa dari cairan ini makin membuat Tarzan makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir kemaluanku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku.

Ohhh… dengan cepat kemaluanku menjadi basah kuyup oleh cairan nafsu yang keluar terus menerus dari dalam kemaluanku. Sejenak aku seakan-akan lupa akan diriku, terbawa oleh nafsu birahi yang melandaku.

Bersambung....

Moli, Anjing Kesayangan Kawanku

CERITAHOT | Aku seorang ibu rumah tangga usiaku 32 tahun sebut saja namaku siti mariam dan aku punya suami seorang pegawai negeri sebut saj...