8 Mei 2018

Birahi Anjingku Menelan Korban (Episode 2)


CERITAHOT | Mas Kakakdewa masih mengerang hebat dengan tubuhnya bergetar-getar kenikmatan dan aku gigit pentil dadanya, sambil kucakar punggungnya untuk menahan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kuangkat pantatku pelan-pelan dan masih kulihat sisa-sisa ketegangan di batang kemaluan Mas Kakakdewa.

Setelah itu kami pun terkulai lemas dan tidur sambil batang kemaluan Mas Kakakdewa masih menancap di memekku. Begitulah hampir selama 2 minggu kami melakukan hubungan seks dan tiba saatnya ketika Mas Kakakdewa harus berlayar karena masa cutinya sudah habis.

Aku mengantar kepergian suamiku sampai di pelabuhan. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupku dengan jadwal tugas Mas Kakakdewa selang seling pergi bertugas di Riq dan tinggal di darat, di mana keadaan ini kami jalani hampir 5 (lima) tahun sampai sekarang.

Pada saat ini Mas Kakakdewa sedang bertugas di Riq, sudah hampir 2 minggu aku ditinggal Mas Kakakdewa, besok Mas Kakakdewa akan kembali ke rumah dan tinggal selama 1 minggu, sudah terbayang dalam benakku, hari-hari mendatang selama 1 minggu, dimana kami berdua akan berenang dalam madu kenikmatan untuk memuaskan hasrat pemenuhan kebutuhan seksual kami yang mengalami puasa selama 2 minggu.

Dengan jadwal tugas Mas Kakakdewa seperti ini, maka hubungan seks kami selalu saja menggebu-gebu, disebabkan setiap kali kami harus berpuasa selama 2 minggu untuk bertemu dan saling memuaskan selama 1 minggu.

Membayangkan hari esok dan bagaimana gumulan Mas Kakakdewa, benar-benar telah membuatku sangat terangsang, memang setiap kepergian mas Fery, aku benar-benar bertahan untuk tidak menyalurkan keinginan seksku yang tinggi dengan lelaki lain, karena aku benar-benar hanya berkeinginan memberikan tubuh dan gairahku pada Mas Kakakdewa seorang.

Menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus kusiapkan sendiri, sebab Mbok Minah, pembantu setiaku sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat. Aku memberi makan Tarzan anjing herder kami itu. 

Telah hampir satu bulan Tarzan tinggal bersama kami, setelah tuannya yang lama kembali ke Italia. Setelah selesai memberi makan Tarzan, aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Letak kamar mandi tempat aku mandi, nyambung dengan kamar tidur kami.

Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidur.

Di dalam kamar tidur terlihat Tarzan sedang tiduran di sudut kamar, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarku untuk tiduran, memang dia senang tidur di dalam kamar kami yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC. Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir rambut.

Pada saat itu Tarzan mendadak bangkit dari tidurannya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamar dengan lidahnya terjulur keluar sambil hidungnya mendengus-dengus, terlihat malam ini Tarzan agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu tenang tidur di sudut kamar, malam ini dia mondar mandir dan sekali-sekali matanya yang hitam kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambut.


Birahi Anjingku Menelan Korban (Episode 2)
Setelah Mandi

Melihat Tarzan seperti itu, kupikir lebih baik menyuruh Tarzan ke dapur karena mungkin dia sedang kehausan, jadi aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu sambil berkata, “Tarzan! ayoo.. keluar!” pada saat aku melintas di depan Tarzan, tiba-tiba tanpa aba-aba, kedua kaki depan Tarzan menggapai dan dengan bertumpu pada kedua kaki belakangnya.

Kedua kaki depan Tarzan menekan bagian punggungku, aku mencoba berbalik dan karena beratnya badan Tarzan, aku terhuyung-huyung dan jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal.

Kedua kaki terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku terbuka, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos di mana kemaluanku dan bagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kukeringi dengan betul.

Tarzan dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang berdiri diantara kedua kakiku yang terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli.

Aku mencoba menarik badanku ke atas untuk menghindari jilatan lidahnya pada pahaku, akan tetapi terdengar suara geraman keluar dari mulutnya dan dengan masih terus menjilat pahaku. Tarzan menunjukan gigi-giginya yang runcing, yang membuatku sangat ketakutan sehingga badanku terdiam dengan kaku.

Kedua mataku melotot dengan ngeri melihat ke arah anjing herder tersebut yang kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika lidahnya yang kasar itu terasa menjilat belahan bibir kemaluanku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidahnya yang besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan meggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuatku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup angin.

“Aduuuhh!” tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Badanku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terus melotot melihat kearah lidah Tarzan yang bolak balik menyapu belahan bibir kemaluanku dan dengan tak sadar kedua pahaku makin terbuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah Tarzan bermain-main pada belahan kemaluanku.

Dengan tak dapat kutahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan bau serta rasa dari cairan ini makin membuat Tarzan makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir kemaluanku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku.

Ohhh… dengan cepat kemaluanku menjadi basah kuyup oleh cairan nafsu yang keluar terus menerus dari dalam kemaluanku. Sejenak aku seakan-akan lupa akan diriku, terbawa oleh nafsu birahi yang melandaku.

Bersambung....

7 Mei 2018

Birahi Anjingku Menelan Korban (Episode 1)

CERITAHOT | Namaku Marni, aku berumur 30 tahun, suamiku bernama Kakakdewa, berumur 35 tahun, dia bekerja sebagai tenaga ahli pada sebuah perusahaan pengeboran minyak lepas pantai. Kebanyakan waktu kerjanya berada di atas Riq, yaitu suatu tempat yang dibangun di tengah laut, untuk pengeboran mencari sumber minyak baru.

Waktu kerjanya adalah 2 minggu di atas Riq, diikuti 1 minggu cuti di darat, demikian berkelanjutan. Sehingga kalau Mas Kakakdewa sedang bertugas, maka aku tinggal sendirian di rumah ditemani oleh pembantu kami, Mbok Minah yang telah berumur 55 tahun dan telah mengikuti kami sejak kami menikah, serta seekor anjing herder jantan besar dan galak sebagai penjaga rumah.

Anjing herder ini diberikan oleh seorang expatriate yang berasal dari Italy, yang telah kembali ke negerinya karena telah habis kontrak. Pada waktu bertugas di Indonesia, expatriate Italy tersebut tinggal di rumah besar kontrakannya di daerah Cipete berdua dengan istrinya yang berumur 27 tahun. Istrinya mempunyai tubuh yang sangat seksi dan aku telah mengenalnya cukup akrab, karena setiap suami-suami kita sedang bertugas, kami sering saling mengunjungi untuk berbagi waktu.

Birahi Anjingku Menelan Korban (Episode 1)
Anjing Herder


Pengalamanku yang berhubungan dengan lelaki, tidak terlalu banyak dan sebelum bertemu dengan Mas Kakakdewa, aku tidak terlalu banyak bergaul dengan lelaki lain, karena biarpun aku termasuk wanita yang berparas cantik dengan badan yang menurut teman-teman dekatku termasuk seksi, akan tetapi entah mengapa, setiap kali ada cowok yang bermaksud lebih dari sekedar teman, aku langsung mengambil jarak.

Aku tidak tahu bagaimana mula-mula bisa dekat dengan Mas Kakakdewa yang kebetulan adalah teman abangku, biarpun memang setiap kali Mas Kakakdewa tidak bertugas di Riq, dia selalu bermain di rumahku, tapi toh hubungan kami biasa-biasa saja.

Hanya saja tiba-tiba sekitar 5 tahun lalu, Mas Kakakdewa mengemukakan maksudnya untuk menikahiku kepada kedua orang tuaku dan entah karena bujukan orang tua dan kakakku, ataupun karena memang aku juga telah menaruh simpati kepada Mas Kakakdewa selama ini, akhirnya aku menyetujui dan kami segera melangsungkan pernikahan kami. Pada waktu malam pertama kami itu, aku mulai tahu bagaimana enaknya hubungan kelamin antara pria dan wanita, setelah selesai resepsi pernikahanku.

Kuingat pada hari itu setelah selesai resepsi pernikahan kami, yang dilakukan pada siang hari, kami berdua beserta rombongan keluarga kembali ke rumah baru kami. Rombongan keluarga kami, pada jam 8 malam kembali ke rumah mereka masing-masing, sehingga akhirnya aku dan Mas Kakakdewa hanya tinggal berdua saja di rumah kami itu.

Pada saat itu Mbok Minah, pembantu rumah kami itu belum ada, karena kupikir apa-apa di rumah dapat dikerjakan sendiri. Aku mandi duluan sebab badanku sudah merasa gerah setelah seharian sibuk dengan acara pesta yang padat itu.

Setelah selesai mandi dengan mengenakan daster, aku duduk di ruang keluarga sambil menonton TV. Kemudian Mas Kakakdewa yang pada saat itu hanya bercelana pendek, kusuruh mandi. Mas Kakakdewa untuk ukuran umum dapat dikatakan termasuk tampan. Warna kulitnya agak gelap kehitaman, pada wajahnya ada tumbuh rambut halus di dagu dan dadanya cukup bidang dengan tinggi badan berkisar 175 cm, otot-ototnya menonjol kuat.

Setelah selesai mandi Mas Kakakdewa dengan santai duduk di sebelahku sambil ikut mengawasi televisi yang remotenya masih di tanganku, “Mar, apakah kamu capai?” tanya Mas Kakakdewa. “Tidak Mas, memangnya ada apa?” jawabku lugu, karena memang aku sesungguhnya tidak menyadari apa yang seharusnya dilakukan oleh sepasang pengantin baru.

Rupanya Mas Kakakdewa yang telah sangat bernafsu, mendengar jawabanku itu, tanpa ba bi bu segera menarik badanku dan membekapku erat-erat dan sebelum aku menyadari benar apa yang sedang terjadi, kedua tangan Mas Kakakdewa dengan cepat segera menguak dasterku dan sekalian ditariknya lepas BH-ku sehingga kedua buah dadaku yang ranum segera seolah-olah melompat keluar. Mas Kakakdewa terpesona melihat bentuk buah dadaku yang indah, yang warna kuning langsat dengan bulatan kecil coklat tua kemerahan, serta puting kecil menantang di ujungnya.

Aku mula-mula mencoba memberontak, akan tetapi aku segera sadar bahwa sekarang aku adalah istri dari Mas Kakakdewa. Badanku segera dipeluknya dan disandarkan pada sandaran sofa, mulutnya langsung menuju puting susuku, kurasakan lidahnya lincah bergerak menjilat-jilat puting susuku, menimbulkan suatu perasaan aneh, geli yang tidak dapat kulukiskan, yang menjalar keseluruhan badanku. Hal ini membuat aliran darahku bertambah cepat dan badanku tiba-tiba merasa panas, puting susuku terasa semakin mengeras, sesekali kurasakan gigitan kecil gigi Mas Kakakdewa menggores putingku.

Pada bagian perutku kurasakan ada benda yang membonggol besar mendesak dan menekan hebat. Bibirku juga tak luput dari lumatannya, terasa habis dilumat bibirku, sampai aku tak bisa bernafas, aku mulai berkeringat dan tiba-tiba tangan kanannya mulai meluncur ke bawah menuju ke arah kemaluanku yang masih tertutup dengan CD, diselipkan tangannya di antara pahaku. Aku agak terkejut, sehingga otomatis kedua pahaku kututup rapat-rapat dan kedua tanganku memeluk Mas Kakakdewa erat-erat, Mas Kakakdewa semakin gencar saja melakukan aktivitasnya, kemudian ditarik dasterku sampai terlepas dan perlahan-lahan celana dalamku dilucuti juga sambil tersenyum.

Setelah itu dengan sigap direnggangkannya kedua pahaku, sehingga dengan leluasa Mas Kakakdewa dapat melihat kemaluanku yang padat dengan bulu hitam keriting, tangannya mengocek kemaluanku yang sudah agak basah itu dengan halus, kemudian dimasukkannya jari tengah perlahan-lahan ke dalam lubang kemaluanku, sedangkan ibu jari dan jari jempolnya menekan bibir-bibir kemaluanku, membuka jalan dengan meminggirkan rambut kemaluanku.

Klitorisku terasa kaku, sambil jari-jarinya bermain-main di kemaluanku, mulutnya menjilat dan menyedot buah dadaku sampai aku kegelian dan tiba-tiba dia berhenti menyedot buah dadaku dan badannya melongsor ke lantai dan kini Mas Kakakdewa jongkok diantara kedua pahaku, yang dengan perlahan-lahan dikuakkan, sehingga terbuka dan kepalanya dimajukan kearah pangkal pahaku dan kurasakan mulutnya sudah menempel pada kemaluanku.

Merasakan lidahnya yang basah dan hembusan nafasnya pada pangkal pahaku membuatku menggelinjang kegelian, lebih-lebih ketika kurasakan lidahnya menyapu bersih ruang dalam kemaluanku yang telah basah itu, sambil tangan kanannya ikut membantu memainkan klitorisku. “Aaagghhh.. Maasss.. aduuh..!” aku mengerang-erang dan mengeliat-geliat kegelian, tapi dia tidak mempedulikannya, diteruskan aktivitasnya mempermainkan klitorisku.

Selang sesaat, aku disuruhnya duduk di lantai, diantara kedua kaki Mas Kakakdewa yang duduk di atas sofa dan aku sangat kaget melihat benda bulat besar yang terletak diantara kedua paha Mas Kakakdewa yang tegak menghadap ke atas, batang kemaluan Mas Kakakdewa sungguh dahsyat, seperti batang kemaluan pemain blue film yang pernah dahulu satu kali kulihat di video yang diputar di rumah seorang teman wanitaku.

Panjangnya kurang lebih 17 cm dengan kepalanya batang kemaluannya bulat besar seperti topi baja tentara dan batang batang kemaluannya berdiameter 3 cm, dilingkari oleh urat-urat yang menonjol. Mas Kakakdewa hanya tersenyum saat melihat mataku yang terbelalak itu, sambil memegang batang kejantanannya dan digerak-gerakkan dengan tangannya, dia mengambil tanganku dan disuruhnya aku memegang batang kemaluannya.

Birahi Anjingku Menelan Korban (Episode 1)
Malam Pertamaku


Alamak.. tanganku tak cukup melingkar pada batang kemaluannya yang besar dan panjang itu. Dalam posisi Mas Kakakdewa duduk seperti itu, batang kemaluannya memanjang di atas perutnya sampai mencapai pusarnya. Aku merinding dan takut juga melihatnya benda panjang, bulat berwarna hitam mengkilap mendongak seperti belut besar itu.

Tanpa sadar badanku menggelinjang dan terasa ngilu pada perut bagian bawahku, membayangkan benda tersebut menerobos masuk ke dalam liang kewanitaanku yang kecil dan masih sempit itu. “Kenapa kok diplototin seperti itu!” tanyanya. “Eh… aku heran kok, kayak gini besarnya ya? apa cukup nggak ya ini masuk ke dalam punyaku nanti?” jawabku sambil tetap memegangnya.

Belum selesai aku melanjutkan omonganku, ditekan kepalaku ke arah perutnya dan disorongkan ujung batang kemaluannya ke mulutku, dan… eeehmm, mulutku tak muat menampung semua batang kemaluannya ke dalam. Kurasakan aneh juga seperti sedang mengulum es cream horn saja, aku mencoba melakukan seperti apa yang pernah kulihat pada VCD porno itu, aku mencoba memainkan lidahku dan mulutku maju mundur, sehingga batang kemaluannya menyembul tenggelam dalam mulutku. Tangannya juga tidak tinggal diam menggapai semua bagian tubuhku yang sensitif, sehingga aku semakin terangsang.

Aku mencoba menjilat-jilat pula buah zakarnya, pada ujung batang kemaluannya, kurasakan ada cairan bening sedikit cukup manis dan agak asin terus kuhisap sambil mencoba memasukkan kepala batang kemaluan Mas Kakakdewa ke dalam mulutku, sampai mulutku tak mampu lagi menahan besarnya batang kemaluan Mas Kakakdewa itu.

Setelah puas aku mencium batang kemaluannya dan mengisap-isap kepala batang kemaluannya, sampai mulutku terasa capek, kemudian… “Mar, coba kamu tengkurap di pinggir sofa dan pegangi ujung sofa itu”, perintahnya. Aku tidak mengerti maunya Mas Kakakdewa, tapi kulakukan saja perintahnya, badanku setengah tengkurap di sofa dan kedua lututku berlutut di lantai sehingga pantatku terbuka, agak menungging ke atas.

Tiba-tiba kurasakan batang kemaluan Mas Kakakdewa dipukul-pukulkan pada pantatku sehingga aku kegelian, kemudian Mas Kakakdewa menempatkan kepala batang kemaluannya menempel pada bibir kemaluanku dari belakang, rupanya Mas Kakakdewa sudah akan melakukan penetrasi.

“Masss.. pelan-pelan yaaa! jangan sampai sakit.. itunya Mas kan sangat besar!”

“Jangan takut yaaanggg..” dengan perlahan-lahan Mas Kakakdewa mendorong batang kemaluannya, sehingga terasa kepala batang kemaluannya masuk sebagian dan terjepit oleh kedua bibir liang kewanitaanku yang masih ketat itu. Perutku tertekan pada pinggir sofa dan kedua tangan Mas Kakakdewa memegang pinggulku dengan erat-erat, sehingga pantatku tidak dapat digerakan untuk menghindari tekanan batang kemaluannya pada liang senggamaku.

Mas Kakakdewa melanjutkan tekanannya ke lubang kemaluanku sehingga terasa lubang kemaluanku terkuak dan dipenuhi oleh benda besar, kepala batang kemaluannya tertahan oleh sempitnya lubang kemaluanku, dia mencoba mendorong lagi dan gagal untuk menerobos masuk.

“Aaaah… seret sekali ya, untuk menembus ke dalam.. susah juga kalo perawan”, omongnya, akan tetapi Mas Kakakdewa tidak kehilangan akal diambilnya hand & body lotion dan dioleskan pada kepala kemaluannya yang besar itu dan ke seluruh batangnya, kemudian dia mencoba lagi menekan secara perlahan-lahan sambil tangan satunya memegang batang kemaluannya dan tangannya yang lain membuka belahan pantatku. Perlahan-lahan tapi pasti kepala batang kemaluannya mulai menerobos masuk ke dalam liang kewanitaanku yang kecil dan masih sempit, aku agak panik sebab kurasakan agak pedih pada bagian dalam kemaluanku.

“Maasss, udah ah… nggak bisa masuk… terlalu besar sih”, pintaku.
“Sebentar… tahan dulu ya.. ini udah nyampe sepertiga lho!” jawabnya sambil dengan tiba-tiba kedua tangannya memeluk bagian perutku dan menariknya ke atas dan seluruh berat badannya menekan punggungku serta pantatnya didorong ke depan menempel pada pantatku. Akibatnya seluruh batang kemaluannya mendesak masuk ke dalam lubang kemaluanku dan, “Ssreeet… sret… sreeetttt.” Aku pun menjerit lirih.

“Aaauuu… aduuhh!” aku menjerit dengan keras karena, kurasakan bagian bawahku seakan-akan terbelah dan batang kemaluan Mas Kakakdewa terasa tembus ke perutku hingga terasa di kerongkonganku. Kedua tangan Mas Kakakdewa tetap mendekap perutku dengan kuat, sehingga biarpun aku menggelepar-gelepar dengan kuat tetap saja batang kemaluannya bisa menerobos keluar masuk liang kewanitaanku.

Dengan pasti dan teratur Mas Kakakdewa menggerak-gerakan pantatnya maju mundur sehingga lama-kelamaan batang kemaluannya mulai lancar keluar masuk pada kemaluanku. Aku mulai merasa kegelian yang tak tertahan, karena setiap kali batang kemaluannya ditekan ke dalam lubang kemaluanku, klitorisku ikut tertekan masuk, sehingga terasa sangat nikmat tergesek batang batang kemaluannya yang berurat itu.

“Aduhh… eeengg.. eeennaak.. aaahh.. aduuhh.. Masss.. teeeruuskaaan.. Masss!”. Terasa lubang kemaluanku terisi penuh sehingga napasku menjadi ngos-ngosan. Akhirnya seluruh badanku bergetar dengan hebat sehingga tersentak-sentak, aku mencapai orgasme dengan dahsyat dan cairan licin membanjir dari dalam liang kewanitaanku, “Ooohhh.. ooohh.. aaaduuuhh.. eeenaaakk” dan kurasakan kenikmatan itu menyambung terus saat batang kemaluan Mas Kakakdewa maju mundur di celah liang kewanitaanku. Setelah kenikmatan yang dahsyat itu melandaku, aku terkapar dengan lemas di sofa.

Kemudian Mas Kakakdewa menepuk pantatku dan membalikkan badanku menghadap padanya, sehingga sekarang aku telentang di atas sofa dengan pantatku terletak di pinggir sofa dan kedua kakiku terjulur di lantai. Mas Kakakdewa menguak kedua kaki lebar-lebar dan jongkok diantara kedua pahaku. Tangan kirinya menekan pinggulku dan ibu jari dan jari telunjukya menguak bibir kemaluanku, sedangkan tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang ditempatkan pada bibir kemaluanku.

Kepala batang kemaluannya digosok-gosokan sebentar pada bibir kemaluanku, juga pada klitorisku, sehingga aku mulai terangsang lagi dan badanku mulai menggelinjang. Melihat itu Mas Kakakdewa mulai menekan masuk batang kemaluannya ke dalam kemaluanku, setelah itu Mas Kakakdewa menggenjot batang kemaluannya keluar masuk, buah dadaku dibiarkan bergerak bebas mengikuti irama dorongan pantat Mas Kakakdewa, sementara tangan Mas Kakakdewa memegang pinggulku dan menariknya ke atas, pantatnya tetap bekerja maju mundur.

Saat batang kemaluan masuk, badanku terasa tertusuk geli tak karuan. Sesekali juga Mas Kakakdewa menciumi buah dadaku sambil batang kemaluannya terus bergerak keluar masuk kemaluanku. Aku mulai merespon lagi dan berusaha dengan menggerakkan pantatku memutar ke kiri dan kanan. Batang kemaluan Mas Kakakdewa terjepit dan terpelintir mengikuti gerakan pantatku, dia pun mulai mengerang dengan kuat. Dipegangnya kedua buah dadaku kuat-kuat dan ditarik masukkan batang kemaluan besarnya berulang-ulang sampai aku mulai kewalahan.

“Aaahhh… Maaarrr.. aku mau keluar niihhh!” erangnya, kupercepat menggoyang pantatku karena aku tak mau menyia-nyiakan keadaan ini, aku ingin juga memberikan pada Mas Kakakdewa kepuasan maksimal dan, “Aaahhh.. aduuhh.. oohhh!”, diikuti oleh, “Ssreeet.. sreeettt… sreet.. crooottt.. crooottt..” Mas Kakakdewa menekan kuat-kuat pantatnya, sehingga seluruh batang kemaluannya terbenam ke dalam kemaluanku dan buah pelernya menempel ketat pada lubang anusku. Aku merasa sangat geli dan terangsang dan kurasakan semprotan hangat air mani Mas Kakakdewa menyemprot ke dalam liang kewanitaanku dan saking banyaknya terasa penuh liang kewanitaanku sehingga sebagian terasa mengalir keluar membasahi anusku dan menetes di sofa.

Bersambung...

4 Mei 2018

Teman Kencanku Adalah Bruno

CERITAHOT | Hatiku terdorong untuk mengirimkan kisah nyata yang aku alami sewaktu aku masih SMA. Ceritanya berawal ketika aku, Dewa, Vivi belajar bareng di rumahku. Waktu itu hanya kami dan si mbok yang berada di rumah, karena mami dan papiku lagi ke Bandung. Sedangkan kakakdewa selama mami dan papi nggak di rumah dia juga suka pulang larut malam.
“Vi, sudah jam empat nih, kita istirahat dulu yuk”, ajak u.
“Ok, aku juga sudah capek nih wi”, kata Vivi.
“O..ya dew, aku haus nih, campur ama ngantuk juga, suruh dong si mbok bikinin es sirup.
“Ok..ok tuan putri”, jawabku.
Tidak lama setelah aku pesan datanglah si mbok membawakan dua gelas es sirup. Lalu kami cerita-cerita sambil ngegosipin teman-teman di sekolah. Tidak lama kami cerita-cerita, akhirnya Vivi ketiduran, aku pergi ke luar mengambil handuk, aku ingin mandi karena sudah sore. Sehabis mandi, aku menuju kamar, aku masih belum berpakaian, hanya lilitan handuk yang menutup tubuhku.
Betapa kagetnya aku sewaktu masuk kamar, kulihat si bruno anjingku sedang menjilat-jilat paha Vivi, karena Vivi memakai rok mini, sesekali si bruno menjilat cdnya.
Vivi hanya menggeliat geliat dan sesekali merintih, mungkin dia bermimpi sedang dicumbui pacarnya, pikirku. Lama juga tertegun aku menonton adegan yang mendebarkan dan membuat nafasku sesak. “non…, ada telpon dari nyonya”, kata si mbok.
“Achhk”, aku kaget mendengar sapaan si mbok, aku benar benar kaget, langsung saja aku tutup pintu, dan nyuruh simbok bilang ke mami bahwa aku lagi tidur.
Lalu aku kunci pintu kamarku, aku lepas handuk yang membalut tubuhku. Lalu aku kenakan bra warna biru dan cd warna biru juga. Sedangkan si bruno aku biarin menjilat-jilat Dewi. Setelah selesai mengenakan pakaian dalam ku, aku hampiri Vivi yang lagi dijilati si bruno. Aku tarik si bruno, dianya menggonggong, mungkin si bruno merasa terusik. Akhirnya Vivi kebangun mendengar gonggongan si bruno.

"Ada apa wi”, tanya Vivi keheranan ngeliat si bruno menggonggong kearahnya.
Dari wajahnya juga terlihat keheranan karena ngeliat aku hanya pake bra dan cd.

“Akh, ngga apa-apa”, ini….. aku habis mandi, waktu mo masuk kamar si bruno nyelonong juga, lalu aku tarik, eh malah gonggongin kamu.”
“Dewi kok cd aku basah nih, padahal aku ngga mimpi basah lo.”
“oh, ah, itu….”, aku bingung juga mo jawab, nanti salah-salah malah Vivi marah banget sama aku.
“Ada apa wi..?”, desak Vivi.
Aku Berkencan Dengan Bruno
Bruno Sayang

Setelah lama diam, baru aku jelasin kejadiannya. Vivi kaget, aku diam takut kalo Vivi marah dan musuhin aku. Lalu ia tersenyum,
“Masa sih wi……?”, Vivi ngga yakin.
“Bener swer dech” jawab ku.
Lalu Vivi berdiri, tanpa aku duga dia melepas t-shirtnya.
“Dewi, sini….”, panggil Vivi,
“Ada apa vi..?” jawabku.
“Tolong bukain resleting rok aku wi.”
Seperti dihipnotis aku lepas resleting rok Vivi, dan aku tarik roknya. Sekarang Vivi hanya pake bra dan cd aja. Lalu Vivi naik lagi ke tempat tidurku, dan berbaring, kakinya di buka lebar-lebar.
“Wi, lepasin lagi si bruno”, pinta Vivi, aku menatap Vivi heran.
“Iya lepasin, aku pengen di jilatin lagi”

Lalu aku lepasin si bruno dan bruno pun langsung menjilat-jilat paha Vivi. Tangan Vivi meremas-remas spraiku, menahan geli. Dia senyum-senyum, tapi lama-kelamaan suaranya seperti orang merintih, karena mulai terangsang dengan jilatan si bruno.
“Dewi…, tarik cd ku Wi….”, rintih Vivi.

Aku langsung melepas cd Vivi tanpa diperintah dua kali. Tangan Vivi melepas bra nya, melihat adegan itu aku juga terangsang, aku lepas juga cd dan braku. Sekarang aku juga bugil tanpa ada sehelai benangpun menutup tubuh mulusku, Vivi juga bugil.
“Wi….suruh bruno jilatin Vagina aku, ayo wi…. “, pinta Vivi.

Suaranya mulai serak, aku pegang bruno dan mengarahkan kepalanya ke Vagina Vivi. Bruno langsung menjilat Vagina Vivi.

“Ooochhhhh , achhhk aoooooch…….”suara Vivi mengerang.
Matanya sudah mulai merem, kakinya semakin terbuka lebar. Lidah bruno semakin lincah menjilat-jilat lobang VaginaVivi, aku melihat penis si bruno sudah mulai keluar, warnanya kemerah-merahan. Aku angkat si bruno, maksudku biar bruno menjilat dada Vivi.

“Wi…, kenapa diangkat si bruno”, tanya Vivi,
“Aku mau bruno jilat dada kamu vi….. “Rupanya Vivi juga melihat penis bruno,
“Wilihat penis si bruno keluar, rupanya dia terangsang juga wi.”
“Iya…, jawabku”.
“Sebentar Wi, aku nungging dulu”, lalu Vivi nungging.
“Wi, suruh bruno masukin penisnya Wi, aku mau disetubuhi si bruno” pinta Vivi.
“Apa….?”tanya ku kaget.
“Iya aku pengen disetubuhi si bruno” jawab Vivi.
Aku Berkencan Dengan Bruno
Vivi & Bruno

Lalu aku angkat kaki depan si bruno, aku letakkan di punggung Vivi. aku arahkan penisnya biar masuk ke Vagina Vivi. “Aaaachhhhh…….” Vivi menjerit kecil.
“Ooochh….ooooochhh…aaaacccccgggh.” jerit Vivi membuat aku tambah terangsang.

Si bruno semakin kencang mengocok penisnya ke vagina Vivi.
“Vivi…, aku pengen kamu jilat Vagina ku vi, aku juga mau merasakan enaknya”, pinta ku sama Vivi.
“Ayo.. sayang berbaring didepan ku sayang, kata Vivi”
Rupanya Vivi sudah ngga ingat apa-apa lagi, yang dia tau hanyalah kenikmatan disetubuhi bruno.

“Ooochhh…acchhhh. ooooohhhh… enakkkk, penis bruno panjang dan keras…enak sekali…” kata Vivi dalam erangannya.

Si bruno semakin kencang menggenjot Vagina Vivi, Vivi juga semakin garang menjilat vaginaku, sesekali dihisapnya cairan pelicin yang keluar dari vaginaku.

“Ooochhh…..aaccchhhhh,” erangan Vivi semakin memburu.
“Oooochhhcccccccccch.” erangan panjang Vivi terdengar.

Vivi tersungkur di perutku, rupanya Vivi sudah mencapai orgasme. Tapi bruno tetap mengocok-ngocokkan penisnya, karenaVivi sudah ngga nungging lagi jadi penis bruno nempel di punggung Vivi, dan gesekan itu hanya dipunggung Vivi, sampai bruno juga memuncratkan cairan dari penisnya.
Akhirnya kami terbaring dan sampai ketiduran karena letih. Waktu dibangunin si mbok, rupanya hari sudah jam sembilan malam. Malam itu Vivi nginap di rumahku, dia nelpon ke maminya, untuk minta izin nginap di rumahku.
Waktu mau tidur malam kami cerita-cerita mengenai pengalaman yang baru pertama kali kami alami, dan buat janji ngga diceritain keorang-orang. Biar Vivi yakin aku ngga cerita ke orang-orang, Vivi minta aku bersetubuh dengan bruno besok hari.
Keesokan harinya waktu pulang sekolah aku diajak Vivi kerumahnya, untuk minta izin ke maminya mo nginap dirumah ku lagi, sekalian mengambil baju seragam sekolah, karena hari ini Vivi pake baju seragam sekolahku.
Sorenya aku dan Vivi naik taxi ke rumah ku. Sampai dirumah kami mandi berdua,setelah mandi aku disetubuhi bruno seperti bruno menyetubuhi Vivi kemarin. Akhirnya kami ketagihan disetubuhi bruno. jika Vivi lagi nafsu dia nginap dirumahku, dan malamnya bruno menyetubuhi Vivi. Tapi kalo mami ku di rumah kami ngajak bruno jalan-jalan dengan mobil, di mobil bruno menyetubuhi Vivi. Kadang-kadang aku disetubuhi bruno di mobil.
Perbuatan itu kami lakukan sampai akhirnya bruno mati kelindas mobil waktu kami ngajak jalan-jalan ke taman, bruno lepas dan lari ke jalan lalu datang mobil dengan kecepatan tinggi melindas bruno.
Setelah bruno mati, untuk melepas hasrat, kami melakukan berdua, tapi kami ngga lesbi tulen lo, karena kami juga punya pacar. Begitulah kisahku, sekarang aku sudah kuliah semester empat.
Salam sayang buat Vivi yang sudah pindah ke Jakarta.

28 Apr 2018

Apakah Aku Hamil? (Lanjutan Anjing Tetanggaku Membawa Temannya)

CERITAHOT | Pagi harinya suamiku sudah berangkat kerja, tubuhku terasa sakit semua. Semalam aku disetubuhi tiga penis yang berbeda. Aku masih ngantuk karena kurang tidur dan seluruh tubuhku sakit semua terutama di mulut vaginaku. Simpul Rottweiler yang besar membuatku agak sulit berjalan dan itu akan makan waktu cukup lama sebelum aku bisa kembali bersetubuh dengan anjing lagi. Aku baru saja mau berbaring tidur siang ketika bel pintu berbunyi.

Itu Clara dari sebelah. Dia ingin mengucapkan terima kasih karena aku telah merawat anjing peliharaan kakaknya saat mereka pergi berlibur. Aku bilang padanya bahwa itu tak masalah dan aku akan dengan senang hati melakukannya kapan saja mereka membutuhkanku.

Dia bilang dia sangat senang dan kami akhirnya bercakap-cakap soal lain. Dia membawa sesuatu di tangannya dan ia menunjukkan kepadaku. Itu gaun katunku yang aku tinggalkan di sofa tadi malam. Aku bisa saja membantah ketika dia bertanya apa ini punyamu?’ Tapi aku tidak langsung mengaku itu milikku.

Aku bilang, hei..itu seperti salah satu gaunku.” dan bertanya “di mana kau menemukannya?”
Salah satu anjingku telah menemukannya, si Jantan yang besar, di sofa. Dia mengendus-endus gaun itu dan membawa di mulutnya”. Aku pikir, dia melakukan itu karena ada aromaku” gumanku dalam hati,

Aku berpikir sejenak sebelum menjawab sambil memeriksa gaun itu, lalu berkata aku habis mencuci di sana kemarin, mesin cuciku ngadat. Kakakmu sudah biasa mengijinkanku mencuci di rumahnya.” Kataku membuat alasan.

“Ya, cici pernah cerita, dia juga cerita hanya kak Tiara teman dekatnya disini dan Clara sering sekali minta tolong kak Tiara.”

“Aku melipat beberapa pakaian di sofa kemarin sehabis mengeringkannya dan mungkin aku melewatkan yang satu itu.”

Dia menyerahkannya kepada aku tapi aku bisa melihat sedikit keraguan di wajahnya. Aku mencoba untuk mengganti topik pembicaraan dengan bertanya bagaimana anjing-anjing itu. Dia bilang mereka senang melihatnya terutama yang jantan besar.

Leo (nama anjing yang besar) senang sekali bertemu denganku, sepertinya dia sangat rindu sekali denganku” kata Clara. Aku mengerutkan kening bertanya-tanya, rindu? Apakah mereka sepasang kekasih? Lalu Clara pamit untuk pulang, dia ada beberapa hal yang harus dikerjakan dan aku mengucapkan terima kasih lagi lalu dia pergi.

Aku menutup pintu dan menarik napas lega kemudian masuk kamar untuk berbaring. Aku telah selesai berovulasi dan masa haidku akan mulai sekitar satu minggu lagi. Mungkin semua akan tenang dan kembali normal jika aku masuk pada masa haid. Aku tertidur dan masih bertanya-tanya apakah aku memang menginginkan semuanya kembali normal.

Selama minggu beristirahat aku sembuh dan kembali merasa sehat. Ada rasa sedikit kembung di perut bagian bawahku, tapi aku pikir itu karena periode masa haidku akan segera mulai. Aku sudah memberi tanda pada hari Jumat di kalender sebagai hari pertama menstruasi.

Aku juga mempunyai satu keinginan untuk mulai menjaga tubuhku dalam bentuk yang lebih baik. Aku akan mulai lari pagi untuk menjaga berat tubuhku. Sudah lama aku tidak berolah raga dan mungkin jika aku bugar aku akan semakin fit dan tak mudah sakit.

Ini hari Senin. Aku menatap kalender dan melihat hari yang kulingkari. Itu sudah lewat 3 hari dan aku belum mulai menstruasi. Aku pikir baik mungkin tunggu beberapa hari lagi, bukan masalah besar. Aku coba menyibukkan diri selama sisa minggu ini dan tiba-tiba aku baru sadar sudah Jumat lagi. Aku masih belum mulai haid, sudah seminggu penuh terlambat. Aku mulai panik jangan-jangan?

Apakah Aku Hamil? (Lanjutan Anjing Tetanggaku Membawa Temannya)
Anjing Hitam


Tentunya aku tidak bisa hamil karena disetubuhi oleh seekor anjing. Aku tahu kapan hari-hari aku dalam masa subur. Ada tiga kemungkinan. Satu, entah bagaimana satu kali saat suamiku di dalam vaginaku, kondom yang di pakai bocor. Meskipun tidak 100% yakin, tapi ini adalah suatu kemungkinan.

Kedua, selama minggu aku berovulasi dan aku dikawini oleh anjing menyebabkan penundaan. Aku menggeleng dan berkata pada diri sendiri aku belum pernah terlambat. Aku selalu tepat di hari aku seharusnya mulai haid. Kemungkinan ketiga, aku memiliki sejumlah besar sperma anjing dalam diriku, dua sperma anjing jantan yang mengawiniku selama masa paling suburku. Jutaan sperma pembuat anjing berenang menyerang sel telurku selama seminggu penuh. Apakah ada satu yang berhasil? Tapi itu tidak mungkin?

Tunggu beberapa hari lagi, aku berkata pada diri sendiri, untuk memastikan. Aku jadi terlihat gugup di rumah. Suamiku bertanya apakah aku baik-baik saja dan aku bilang ya. Dia meninggalkan aku sendirian. Ini berlangsung sampai Kamis minggu depannya dan masih tidak ada tanda-tanda haid. Sudah hampir dua minggu terlambat. Aku bangun pagi itu dan meraba perutku. Perasaan galau merasukiku. Tiba-tiba aku merasa mual dan bergegas ke kamar mandi dan muntah. Apakah aku masuk angin atau?

Sore itu aku pergi ke apotek dan membeli beberapa alat tes kehamilan. Aku pulang ke rumah dan ke kamar mandi aku. Membuka satu sambil aku duduk di toilet dan pipis di stripnya. Aku meletakkannya di meja. Ditulis pada kemasan kalau aku harus menunggu sepuluh menit.

Aku mondar-mandir di sekitar kamar tidurku dan melihat jam sambil menghitung mundur. Tes ini seharusnya akurat dan mudah dibaca. Akan ada tanta strip 1 atau strip 2. Itu menandakan HAMIL atau TIDAK HAMIL. Sepuluh menit selesai. Aku perlahan-lahan mendekati meja. Aku mengambil perangkat tes dan melihatnya. Dan aku terkejut disitu ada tanda kalau aku, HAMIL.

Aku mencari tasku dan mengambil merek lain dari alat tes kehamilan. Aku membuka satu dan mengikuti instruksi yang tertulis. Aku menunggu dan kemudian melihat hasilnya. Hasil yang sama, tidak perlu diragukan lagi. Aku duduk di tempat tidur diam, kemudian mulai menangis.

Aku hanya duduk diam berpikir. Aku tidak bisa mengabaikan hal ini dan berpura-pura ini tidak nyata. Aku hamil, tapi siapa ayahnya dan aku hamil apa? Aku pikir usg nanti yang akan memberi jawaban. Jika itu menunjukkan bayi manusia maka itu akan baik-baik saja. Jika sesuatu yang lain maka bagaimana aku akan menjelaskan pada suamiku.

Aku akan kehilangan segalanya. Aku akan mencari dokter, tapi pertama-tama aku harus memberitahu suamiku. Aku harus bilang yang sebenarnya, tentang anjing dan segalanya. Aku berdoa dia akan mendukungku dan membantuku melalui semua ini.

Ketika suamiku pulang kerja malam itu aku sangat gugup. Kami duduk di meja dapur setelah makan malam, tanganku berkeringat dan gemetar. Dia bertanya apa ada yang salah. Aku membuka mulut untuk berbicara, tetapi mengalami kesulitan membentuk kata-kata. Tepat ketika aku akan bilang bahwa aku hamil aku merasakan sesuatu. Perutku tiba tiba terasa karam, makin lama makin kuat. Terasa seperti kram menstruasi hanya lebih kuat. Aku merasa ada kelembaban di antara kakiku dan aku bangkit dari meja.

Aku bilang aku akan segera kembali kemudian aku bergegas ke kamar mandi. Aku menarik celana pendek dan celana dalamku turun dan melihat ada gumpalan darah kental di celana dalamku. Aku duduk di toilet dan beberapa cairan kental jatuh dari vaginaku. Terasa kram lagi menyerangku dan lebih banyak cairan kental berwarna merah keluar. Apa pun yang ada dalam diriku sekarang sudah lenyap. Aku mengganti celana dalamku dengan yang baru dan memakai pembalut kemudian pergi tidur.

Aku kembali haid secara normal selama beberapa hari dan kemudian berhenti dan semua kembali normal. Aku merasa sehat tapi juga menyesal. Ada rasa kehilangan. Apakah aku kecewa? Apa yang aku ingin sebenarnya? Apakah aku benar-benar berharap melahirkan salah satu keturunan anjing kekasihku? Seminggu atau lebih berlalu dan aku melihat kalender untuk memastikan aku benar-benar tidak hamil.

Masa berovulasiku datang lagi. Dan aku merasa panas. Aku merasa gatal di selangkanganku. Merasa kosong pada vaginaku, aku perlu diisi. Aku memeriksa vaginaku di kamar mandi. Bibir vaginaku bengkak dan memerah. Aku mulai memproduksi lagi cairan licin dan lengket. Aku mengeluarkan aroma itu lagi. Aroma betina yang ingin dikawini.

Pagi tadi aku tak sempat lari pagi jadi kuputuskan untuk melakukannya malam ini. Aku harus mengakui bahwa olahraga yang kulakukan selama beberapa minggu ini mulai membentuk pantat dan kakiku. aku menggunakan celana pendek ketat berbahan katun warna hitam, tentu saja tanpa celana dalam karena aku ingin meras seksi. Jika seseorang melihat selangkanganku mereka akan jelas bisa melihat garis bibir vaginaku yang bengkak.

Aku mengenakan atasan sport bra berwarna abu –abu. Itu memperjelas bentuk payudaraku yang besar. Putingku terus-menerus ereksi saat ini dan tercetak jelas di sport bra yang ku pakai. Aku tak perlu kuatir menggenakan pakaian seperti ini karena dimalam hari jarang sekali orang lewat di perumahan ini, hanya sesekali kendaraan yang lewat itu pun hanya penghuni kompleks ini.

Saat aku berjalan menyusuri jalan ada beberapa orang diluar di lahan pekarangan rumah mereka. Aku melambai pada mereka. Sebagian pria menghentikan apa yang mereka kerjakan di halaman ketika aku berjalan melewati rumah mereka. Sangat jelas mata mereka mengikutiku saat aku lewat. Pertama payudara kemudian pantat yang jadi perhatian mereka. Aku tersenyum pada mereka memberi reaksi.

Mereka sangat fokus sehingga mereka tidak melihat sesuatu yang lain yang sedang terjadi. Ada anjing menggonggong. Ketika aku berjalan pada rumah-rumah tertentu aku bisa mendengar anjing di halaman menabarak pagar atau pintu gerbang mencoba untuk keluar. Aku tahu apa yang mereka inginkan. Mereka menginginkanku. Aku memberi aroma yang mendorong mereka gila dengan nafsu birahi binatang mereka.

Aku bertanya-tanya dalam hati apa yang akan terjadi jika aku berjalan menyusuri gang di belakang lebih malam lagi. Adakah beberapa dari mereka cukup mempunyai akal untuk keluar dari kurungan mereka dan menemukan betina jalang yang birahi ini. Aku bisa merasakan bagian yang basah di antara kakiku dan aku terus berlari sambil menikmati suara anjing menggonggong.

Menjelang tengah malam , ketika suamiku sudah tidur aku berdiri di halaman belakang rumahku dalam kegelapan dan memikirkan apa yang akan aku lakukan. Dari reaksi anjing anjing disekitar lingkunganku sebelumnya aku tahu aku bisa dengan mudah menemukan Seekor anjing pejantan malam ini. Tubuhku sedang dalam kondisi panas oleh birahi dan aku membutuhkan penis besar dalam vaginaku.

Aku tidak lagi menggunakan segala macam kontrasepsi dan kekasih pejantanku tidak memerlukan kondom. Setiap spermanya akan ditampung dalam vaginaku yang akan bercampur dengan sel telurku. Benih yang unggul akan mencoba untuk menembus sel telurku. Jika salah satu berhasil menembusnya, lalu apa? Apa yang ku inginkan bisakah terjadi? Pada saat itu aku tidak peduli aku hanya perlu penis besar.

Aku membuka seluruh pakaianku dan keluar melalui pintu gerbang belakangku ke gang dalam kondisi telanjang bulat. Berjalan menyusuri lingkunganku seperti ini menambah besar gairahku. Denagn santainya tanpa takut di lihat oleh seseorang aku berjalan perlahan menuju ujung gang, setelah sampai di ujung aku tak menemui seekor anjing pun, aku kembali ke arah rumahku dan kemudian melewatinya ke arah belakang rumah Sammy dan Ci Liani.

Si Golden Retriever jantan lebih kecil (Nero namanya) berada di halaman belakang. Jika aku tidak bisa menemukan sesuatu yang lebih menarik nanti, aku akan kembali dan membiarkan dia menyetubuhiku lagi. Aku berjalan melewati beberapa rumah lagi dan kemudian aku mendengar sesuatu di belakangku. Aku berbalik dan disana, ada di tengah-tengah gang, ada seekor anjing yang aku tidak kenali.

Apakah Aku Hamil? (Lanjutan Anjing Tetanggaku Membawa Temannya)
Diriku


Dia tampak seperti tersesat, dari jenisnya mungkin seekor anjing kampung berwarna hitam dan bertubuh kurus. Kepalanya ke bawah dan ia menggeram. Aku tiba-tiba merasa sangat takut. Anjing ini telah menguntitku rupanya. Dia tertarik ke lingkungan ini mungkin karena ada aroma betina jalang yang birahi. Dan itu aku.

Aku mundur menjauh dari anjing itu tapi dia malah maju ke depan mengikutiku. Aku panik dan melakukan sesuatu yang sangat bodoh, aku berbalik dan lari. Dia mengejarku tentu saja. Aku berhasil melewati beberapa rumah, di depan kulihat ada satu tempat untuk berlindung namun belum sempat aku sampai di tempat itu anjing liar itu menangkapku. Untungnya aku sudah berada di tanah berumput ketika ia menggigit pergelangan kakiku, yang menyebabkanku terjerembab dan jatuh.

Aku mendarat di perutku menekan payudaraku yang besar. Dia dengan cepat berdiri di atasku, menggigit di bagian belakang leherku, memberitahukanku untuk diam. Dia menggeram akan menggigitku ketika aku bergerak sedikit saja. Aku sudah pasrah jika dia akan melukaiku atau memperkosaku. Aku benar-benar takut sekarang dan menyalahkan diri sendiri karena membiarkan hal ini terjadi.

Aku merasa ada cairan menetes dekat pantatku. Dia menggigit leherku sehingga aku sulit melepaskan diri, dalam hatiku bilang lebih baik aku menuruti saja apa maunya. Aku tahu apa yang di inginkannya. Dengan enggan aku mengangkat pantatku agar memudahkan dia bisa mengarahkan penisnya ke mulut vaginaku.

Tiba-tiba anjing liar itu terlempar dariku. Aku berguling dan melihat tubuh anjing lain yang lebih besar membanting si anjing liar ke tanah dan langsung menahannya di tanah. Ternyata itu Rottweiler pejantanku yang telah mengawiniku beberapa minggu yang lalu. Dia mencengkram si anjing liar di rahangnya, pada bagian tenggorokan dan menggeram keras.

Dia seolah bilang bahwa dia adalah penguasa di sekitar sini dan tidak ada pejantan lain yang boleh mengawini betinanya yang sedang birahi. Dia melepaskan sianjing liar yang merintih takluk dan perlahan-lahan anjing liar itu mundur menjauh. Kekasih pejantanku menyalak keras sekali dan membuat gerakan agresif danmengancam yang membuat si anjing liar makin berlari menjauh menuruni gang dengan ekor terselip ke bawah.

Si Rolly (begitu saja aku memberi nama padanya) kembali kearahku , saat itu aku sedang duduk di rumput dan aku masih tak mampu berdiri merasakan sedikit nyeri pada kakiku akibat gigitan si anjing liar tadi. Dia telah menyelamatkanku. Dia pelindungku. Aku memeluk lehernya yang besar dan memeluknya dekat dengan payudara telanjangku. Bulu kasarnya terasa geli menggesek putingku yang tegak kaku.

“Terima kasih ya sayangku...........uuuhhhhmmmmmm...........” aku mencium mulutnya, dan dia membalas dengan lidahnya yang basah menjilati mulutku. Kami saling jilat dan cium cukup lama, melepaskan kerinduan setelah beberapa minggu tak bertemu. Tadi adalah sebuah adegan yang menarik dan memicu hormon adrenalin kami berdua.

Saat aku memeluknya tanganku mulai mengelus punggungnya merasakan otot-ototnya yang kuat. Aku membelai punggung dan sisi tubuhnya yang akhirnya tanganku sampai ke bawah perutnya. Aku menemukan sarung pelindung penisnya dan aku meremasnya, merasakan penisnya mulai keras dan mergerak keluar. Jariku coba menyentuh ujung penisnya, terasa basah. Tanganku pindah kembali ke sarungnya mendorong penisnya yang besar muncul lebih banyak. Aku membelai penisnya yang tumbuh. Rasanya sangat aneh begitu berbeda dengan penis manusia. keras dan gemuk. panas dan berdenyut-denyut.

Aku melepaskan lehernya dan pindah lebih rendah untuk mendapatkan penglihatan lebih baik. Aku Sudah merasakannya di vaginaku sekali, tapi aku belum pernah melihatnya. Aku kagum dengan ukurannya dan tidak bisa percaya penis sebesar itu muat dan bisa masuk di vaginaku. Aku bergerak lebih dekat dan hanya beberapa inci dari wajahku.

engan diterangi cahaya bulan aku hanya bisa melihat lubang di tengah-tengah kepalanya yang super gemuk. Aku seperti pelacur anjing saja. Aku tahu apa yang aku lakukan adalah alami. Aku tahu bahwa aku akan terus melakukan ini dan tidak memasalahkan isu-isu moralitas di masyarakat. Berpegangan pada penis yang besar dengan satu tangan, aku membawa wajahku lebih dekat dan mengulurkan lidahku merasakan cairannya yang mulai menetes.

Hangat dan sedikit asin. Dia berbau seperti binatang tapi aku menyukainya. Aku kembali mengarahkan bibirku ke ujung kemaluannya dan memberikannya ciuman. Ketika aku menarik bibirku cairan precumnya menempel di sana. Aku membarinkan tubuhku dalam posisi terlentang dan membuka mulut selebar-lebarnya dan memasukkan kemaluannya ke dalam mulutku. Jika saja ada orang lain lewat di tempatku berada mereka akan dengan sangat mudah melihat kemaluanku yang basah dan terbuka. Kondisi ini membuatku merasa sangat liar. Perasaan jika ada orang yang melihatku juga makin menambah tinggi birahiku.

Aku membelai penisnya dengan bibirku, aku hanya bisa memasukan dan mengeluarkan beberapa kali dan kemudian menyusuri , menjilati porosnya sampai ke ujungnya. Dia berdiri diam dan aku yakin ia menikmati aku mem-blowjob kemaluannya.

Ini adalah sesuatu yang baru dan yang paling tabu aku lalukan, belum pernah sekalipun aku menghisap penis manusia tapi malam ini aku melakukannya. Aku menikmati sekali menjadi betina jalang untuk kekasih anjingku ini.

Aku melanjutkan mengulum dan menjilati penisnya, juga berusaha untuk mendapatkan lebih banyak cairan yang dikeluarkan penisnya di mulutku. Cairan pelumasnya mengalir dengan deras sekarang. Aku menelan sebagian dan beberapa cairan turun ke dadaku tapi banyak juga yang jatuh di daguku. Aku menggunakan kedua tanganku sekarang mengocok kemaluannya dan tanganku hampir tidak muat di genggamannya.

Simpulnya yang besar dan keras dan memberi tahukanku mengapa aku sampai sakit selama seminggu kemarin. Aku bergidik, tapi aku terus saja membelainya dan membuatku makin horny. Aku memasukkan kepala penisnya di mulutku ketika aku merasa dia akan menyemprotkan benihnya. Dimulai dari denyutan di dasar kemaluannya dan bergerak seperti gelombang sampai ke kepalanya.

Akhir yang saat yang ku tunggu tiba cairannya memyembur cepat dan kencang di mulutku. Aku tersedak dan menelannya tapi dia terus saja mengisi mulutku dengan spermanya. Aku menelan beberapa kali lagi, tapi itu terlalu banyak ku tampung di mulutku. Aku menariknya keluar dari mulutku dan dia menembakkan cairannya di wajahku kemudian ku arahkan ke arah payudaraku.

Semburannya melambat dan aku melepaskan kemaluannya. Aku menggunakan punggung tanganku untuk menyeka spermanya dari wajahku dan aku masih tergeletak di rumput. Dia bergerak ke sebelahku dan meringkuk. Bulunya terasa menggesek tubuh telanjangku dan aku pun merasa nyaman.

Aku pasti tertidur sebentar tadi karena aku terbangun saat dia berdiri di dekat aku dengan kepalanya di selangkanganku. Dia mengendus dan menjilati vaginaku dan dari apa yang aku rasakan pejantanku ini sudah siap untuk ronde kedua. Aku membuka kakiku selebar-lebarnya mengekspos vaginaku. Dia kekasihku, dia bisa melakukan apa saja yang dia inginkan dariku. Dia menjilat vaginaku mencicipi aroma dan cairanku. Layaknya seorang manusia dia merangsangku dulu sehingga birahiku langsung bangkit dan cairan vaginaku makin banyak keluar.

Aku sudah siap untuknya. Aku berguling, dalam posisi berlutut dan siku tanganku menyentuh rumput, layaknya seekor betina yang sudah siap dikawini. Penisnya yang besar dan gemuk itu mungkin akan membuat vaginaku kembali terluka, tapi aku tidak peduli. Vaginaku telah mekar terbuka untuk penisnya.

Dia menjilati lagi beberapa kali dan kemudian tubuhnya naik ke punggungku, memasang penisnya di vaginaku. Dia menemukan mulut vaginaku dengan cepat dan mendorongnya ke dalam dengan sekali hentakan. Aku tidak pernah bersetubuh selama beberapa minggu terakhir, sehingga vaginaku kembali rapat, tapi penisnya sangat besar. Terasa sakit di vaginaku dan aku hanya bisa menggigit bibirku menahan nyeri. Dia bergerak lambat dan mantap, ini membuatku betina jalangnya makin horny.

Gesekan dan rasa sesak vaginaku membuat jantungku berdebar. Aku mencoba untuk melebarkan kakiku lebih lebar agar penisnya dapat lancar keluar masuk vaginaku, tapi tidak bisa. Ku coba lagi perlahan-lahan dan vaginaku mulai melonggarkan jalan penisnya di vaginaku lalu dia mulai dapat mempercepat hentakannya.

Aku bisa mendengar suara hisapan penisnya yang licin saat dia menarik penisnya dari vaginaku, ini disebabkan karena vaginaku dengan ketat mencengkram penisnya. Aku bangun menegakkan tanganku untuk mengistirahatkan siku ku yang pegal akibat berat tubuh pejantanku ini. Payudara besarku bergoyang - goyang di bawahku mengikuti gerakan dari dorongan pejantanku . Terasa sangat penuh dan sangat berat.

Aku bisa merasakan ujung simpulnya mulai mengenai mulut kemaluanku. Dia berusaha untuk memasukkannya, vaginaku meregang akibat dorongan penisnya dan tidak ada jalan lain aku harus menerimanya. Aku mendapat orgasme kecil saat aku menerima dorongan setiap centi penisnya yang berdenyut-denyut masuk dan keluar dari vaginaku. Aku ingin benihnya. Aku ingin merasakan spermanya menyembur dalam diriku.

Dia harus memasukkan simpul nya dalam diriku. Aku tidak tahu apakah aku masih bisa menerimanya. Atau aku akan pingsan karena kesakitan saat simpul itu masuk. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya aku harus mampu bertahan menerima simpul besarnya itu, dan dia memang harus melakukannya untuk memastikan bahwa keturunannya akan masuk dan bertahan di tempat yang seharusnya.

Aku mencoba untuk bersantai menerima pembukaan pada vaginaku. Aku membayangkan vaginakui bagai bunga yang merekah saat ini. Simpulnya mendesak dengan ketat mulut vaginaku sekarang. Aku merasakan kaki depannya yang kuat menegang menahan ku di pinggangku. Otot pantatnya yang kuat mendorong maju. Setiap dorongan simpulnya mendesak sedikit lebih dalam. Aku mengertakkan gigiku dan meneteskan air mata, sakit sekali rasanya.

Pada kali pertama aku bersetubuh dengannya aku tidak merasakan nyeri karena mungkin vaginaku telah kemasukkan 2 simpul anjing pejantan lain di sebelah rumahku. Dan malam ini setelah beberapa minggu tak dikawini, aku baru merasakan sakitnya luar biasa. Tapi aku sudah bertekad untuk menerimanya, menerima penis pejantanku seutuhnya. Aku ingin dihamili olehnya, aku berharap aku bisa.

Aku pikir jika kami berdua tidak memiliki kemauan untuk kawin dan dalam birahi tinggi tidak akan berhasil. Satu dorongan kuat lagi dan vaginaku membuka lebar seolah-olah memiliki pikirannya sendiri. Simpul besar pejantanku akhirnya tergelincir masuk dalam vaginaku. Secepat saat membuka, vaginaku langsung menjepit keras penis dan simpulmya di dalam vaginaku dan kami langsung terikat.

Simpul itu mulai membengkak lebih besar dan sekali lagi aku merasaka kemaluannya mulai menyemburkan gumpalan besar sperma dalam diriku. Pantat ku terangkat naik karena tinggi tubuhnya. Tubuhku tergantung di bawah tubuhnya, dia gemetar saat aku menyerap benihnya ke dalam sistem reproduksiku.

Dia pelindung dan kekasih aku, aku harus menerima benihnya. Karena kemaluan kami yang masih terhubung dan posisiku yang menggantung di bagian pantat menimbulkan getaran ketaran kecil pada vaginaku yang membuatku akhirnya orgasme juga. Salah satu orgasme terindah dalam hidupku dalam posisi seperti ini. Disetubuhi oleh hewan di area terbuka, sebuah sensasi kenikmatan seks yang luar biasa buatku.

Setelah beberapa saat dia bisa saja berbalik seperti sebelumnya saat dia mengawiniku dulu, tapi ternyata dia tidak melakukanya. Sebaliknya, dia malah menurunkan tubuhnya, berbaring di atasku menyelimuti tubuhku dengan tuibuhnya. Kami berbaring di rumput saling tindih dengan penisnya yang besar dan simpulnya masih menancap kuat dalam vaginaku.

Aku begitu lelah sehingga aku tertidur, sesaat sebelum aku memejamkan mata aku masih merasa kemaluannya berkedut dalam diriku menyemprotkan sisa saia benihnya. Kami berbaring di rumput di belakang rumah seseorang, terikat oleh kemaluan kami bersama-sama. Tidak pernah terasa begitu terlindung dan nyaman untukku.

Aku mengerlipkan mata dan merasa sedikit disorientasi. Aku membuka mata dan segera sadar waktu semakin pagi. Hari hampir fajar dan aku masih di luar. Aku merasakan sesuatu di belakangku dan aku menoleh. Kekasih Pejantanku itu masih ada diatasku. Kemaluannya dan simpul nya masih menancap dalam vaginaku. Aku tidak tahu berapa lama kami telah berbaring di sana, tapi aku harus pulang segera. Aku tidak tahu apakah dia telah mencoba untuk menarik keluar dariku dan tak bisa atau dia hanya suka berada di dalam vagina ketatku.

Aku mencoba bangkit dan masih agak sulit karena terikat dan berat tubuhnya. Kemudian dia bangkit dan memutar tubuhnya sehingga kami berhadapan pantat ke pantat. Posisi inilah yang terbaik untuk mencoba memisahkan diri. Aku kira simpulnya telah menyusut banyak, setelah berada di dalam vaginaku untuk waktu yang ku tak tahu berapa lama. Dia mulai menarik keluar dariku, tapi vaginaku masih menjepit ketat penisnya dan akibatnya vaginaku seperti menghisap penisnya. Sesaat rasanya seperti tidak akan bisa ke luar.

Perlahan ia mencoba lagi menarik simpulnya dari lubang vaginaku. Dengan sedikit paksaan penisnya keluar masih setengah keras, sebagian spermanya mengalir keluar dari vaginaku. Aku berdiri dan melihat ke selangkanganku ada cairan yang menetes disana. Aku menghampirinya dan memeluknya, kuciumi dia dan dia membalasku.

Lalu aku mulai berjalan tertatih ke arah rumah. Aku menyuruhnya untuk pulang saat aku mulai berlari kecil menyususi gang kembali ke rumahku. Tetapi dia malah mengikutiku, aku kira dia akan memastikan aku bisa sampai di rumah tanpa terganggu. Ketika aku sampai di gerbang pagar belakang rumahku, aku berpaling kepadanya dan tersenyum dan berkata

Pulanglah sayang... kita akan bertemu lagi segera”.

Seperti mengerti apa yang aku ucapkan dia berbalik menjauh dan menghilang di kegelapan pagi. Aku membuka pintu dan masuk. Tubuhku letih tapi tetapi terasa ringan lalu aku melihat lampu di dalam rumah ada yang menyala. Aku melihat ke dapur dan aku melihat suamiku sedang membuat kopi. Aku rasa dia bertanya-tanya di mana aku berada.

Aku telah bersiap untuk keadaan seperti ini. Aku telah menyembunyikan pakaian di balik semak-semak pagar rumahku dalam sebuah karung, beberapa pakaian olahraga dan sepatu untuk berlari. Aku bersembunyi di tempat gelap dan terlindung sambil berpakaian. Aku memakai sepatuku dan berjalan menuju pintu belakang. Aku membukanya dan berjalan ke arah suamiku sambil menyapanya.

Hei...., sudah bangun rupanya, kataku
“Hei sayang.....dari mana sepagi ini?” suamiku bertanya.
Kemudian aku bilang, “Aku terbangun pagi-pagi sekali tadi dan tak bisa tidur lagi, jadi aku putuskan untuk berlari pagi saja.”

Dia mengangguk-angguk karena itu alasan yang logis. Aku mengatakan kepadanya kalau badanku berkeringat dan bau, dan aku mau mandi. Aku tersenyum dan melambaikan tangan padanya dan langsung pergi menuju ke kamar kami dan masuk ke kamar mandi.

Aku membiarkan air panas mengalir di seluruh tubuhku dan aku menyabuni segala tanda-tanda bekas kejadian tadi malam. Ada beberapa goresan pada tubuhku dan harus ku sembunyikan, tapi secara keseluruhan aku dalam kondisi yang cukup baik.

Saat aku menyabuni bagian bawah perutku aku bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di dalam sana sekarang. Aku telah bersetubuh dengan anjing kekasihku malam ini dan aku sangat subur. Dalam sekitar sepuluh hari ke depan aku akan tahu apakah ia telah menghamili aku.

Moli, Anjing Kesayangan Kawanku

CERITAHOT | Aku seorang ibu rumah tangga usiaku 32 tahun sebut saja namaku siti mariam dan aku punya suami seorang pegawai negeri sebut saj...