CERITAHOT | Aku adalah Rita, seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta
di kota M. Bulan ini aku senang sekali karena aku akan berkunjung ke rumah
pamanku. Ia adalah seorang petani. Ia juga mempunyai banyak hewan ternak. Nah,
pas liburan semester ini aku akan pergi ke sana.
Hari ini aku sudah siap-siap packing. Setelah semuanya
tertata dengan rapi, tak lupa kumasukkan tiket kereta yang sudah kupesan
beberapa waktu yang lalu. Setelah pamit dengan orang tua, aku pun langsung diantar
sopir menuju stasiun.
Sesampainya di stasiun, aku langsung masuk ke peron dan
menunggu kereta datang. Tak perlu waktu lama, kereta menuju daerah pamanku pun
tiba.
Di Dalam Kereta
Saat duduk di dalam kereta, aku sedikit merasa risih. Karena
kebanyakan yang duduk di sekitarku adalah laki-laki. Mata mereka selalu melirik
tubuhku, terutama bagian dadaku. Seolah ingin menelanjangi tubuhku.
Memang sih saat itu pakaianku cukup seksi. Aku memakai baju
you can see warna putih dan celana jeans pendek. Sehingga tubuh dan kulitku
yang putih pun terekspos. Apalagi dadaku mempunyai ukuran yang cukup besar,
yaitu 36B. Lelaki mana pun pasti tak akan tahan untuk tidak meliriknya.
Rambutku kuikat dan kukucir kuda. Sehingga kesan cewek tomboi
yang energik dan seksi semakin membuat mata para lelaki di sekitarku menjadi
liar. Untunglah kereta cepat tiba di tempat tujuan.
Tiba Di Rumah Paman
Sesampainya di stasiun tujuan, aku dijemput oleh paman dan
bibiku. Bibiku terlihat cantik sekali. Ia menikah dengan pamanku saat usianya
masih muda. Ia adalah kembang desa di daerah ini. Sayangnya ia hanya lulusan
SMP dan tidak melanjutkan pendidikannya.
Sedangkan pamanku adalah orang yang terpandang di wilayah
ini. Sebab ia merupakan satu-satunya orang yang memiliki gelar sarjana di kampung
ini, yaitu sarjana pertanian dan peternakan. Oleh karena itu, dengan mudahnya
pamanku dapat menggandeng kembang desa kampung ini dan menikahinya.
Paman dan bibi mengajakku berkeliling di peternakan
menggunakan mobil. Sehingga aku pun tahu dimana saja kandang kuda, sapi, dan
hewan lainnya.
Karena masih merasa akibat perjalanan, akhirnya aku pun
meminta paman dan bibi untuk mengantarku ke rumahnya, supaya aku bisa
beristirahat. Sesampainya di rumah paman, aku pun mandi, makan, dan langsung
istirahat.
Petualangan Nikmat Dan Nakal
Ternyata aku ketiduran. Tapi tidak lama, hanya setengah
hingga satu jam saja. Saat keluar dari kamar tidur, aku mendapati rumah sepi.
Kelihatannya paman dan bibiku sedang pergi. Karena bosan dan niatku ke sini
memang untuk liburan, aku pun pergi berjalan-jalan ke peternakan yang tadi pagi
diperlihatkan oleh paman.
Aku masuk ke dalam kandang sapi. Karena aku orang kota dan
tidak pernah berinteraksi dengan hewan ternak, jadinya aku tidak tahu jenis
sapi milik pamanku.
Karena rasa penasaran dan iseng, kukira sapi-sapi itu adalah sapi perah. “Pastinya sapi betina dong.” Hingga akhirnya aku pun memberanikan
diri untuk menyentuh bagian bawah salah satu sapi dan memerahnya.
Tapi, aku baru merasa ada yang salah. Karena aku tidak
melihat ada ember yang biasa untuk menampung susu perahan, seperti yang kulihat
di televisi. Dan aku pun merasakan benda yang kupegang dengan kedua tanganku
semakin keras dan memanjang.
Ternyata aku salah! Sapi yang kupegang adalah sapi jantan.
Dan saat ini aku sedang memegang bagian paling sensitifnya. Tapi entah kenapa,
tanganku enggan lepas dari penis sapi yang sedang ereksi itu. Aku justru
semakin memainkan ritme dan tempo kocokanku.
Hingga akhirnya, kontol sapi yang kukocok pun mengeluarkan
cairan putih kentalnya. “Sperma sapi ternyata kental juga ya, rasanya bagaimana
ya?” pikirku.
Rasa penasaran dan ingin tahuku membuatku menjilat dan
menelan sperma sapi tadi. Seperti terhipnotis, aku pun langsung menghisap
kontol sapi yang ada di depanku. Rasanya sangat nikmat.
Sapi yang sedang kumanjakan sepertinya juga tidak menolak
ajakanku untuk bercinta. Setelah beberapa menit memainkan kontolnya di mulutku,
aku berubah posisi dan mengarahkan kontolnya supaya masuk ke dalam vaginaku.
Dengan ukuran yang besar, keras, dan panjang, sensasi sex
yang kurasakan ini membuatku mabuk kepayang. Putingku mengeras. Payudaraku kuremas-remas. Si sapi pun langsung memaju mundurkan kontolnya di vaginaku. Oh,
rasanya nikmat sekali.
Apalagi, permainan sex yang kulakukan ini juga dilihat oleh
sapi-sapi lainnya. Mata mereka mengisyaratkan bahwa mereka pun ingin
mendapatkan hal yang serupa. Mereka ingin menyetubuhiku.
Kurasa, dengan waktu liburanku yang cukup panjang. Aku bisa
bercinta dengan mereka semua. “Arrgghh...“ Akhirnya si sapi pun memuncratkan
pejuhnya di dalam vaginaku. Aku pun langsung menjilati kontolnya sampai bersih.
Selain rasanya yang enak, aku tidak ingin paman dan bibiku tahu kalau salah
satu sapinya telah bercinta dengan keponakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar