CERITAHOT | Aku seorang ibu rumah tangga usiaku 32 tahun sebut saja namaku siti mariam dan aku punya suami seorang pegawai negeri sebut saja namanya purnomo kami tinggal di sebuah kota kecil di jawa tengah menempati sebuah perumnas hasil kreditan dari sebuah bank, kami baru punya anak 1 orang bernama Mira, kami hidup bahagia walaupun dalam kesederhanaan, tetangga-tetangga kami sangat bersahaja.
Pada suatu sore kami berkunjung ke rumah Wiliem seperti biasa kami ngobrol kesana kemari sampai malam, Elin mengajakku ke dapur untuk menyiapkan makanan kecil buat teman ngobrol biar tambah seru, tanpa sengaja aku melihat sebuah majalah tergeletak di bawah meja makan, iseng-iseng aku buka sambil menunggu Elin mengambil piring dan snack, darahku berdesir ketika melihat gambar-gambar pada majalah itu aku betul-betul terpaku dan terangsang karena baru pertama kali aku melihat wanita yang sedang ML sama anjing peliharaannya, sampai aku menelan ludah karena punya anjing jauh lebih besar di banding punya suamiku
"....hayo....liat-liat apa " aku tersentak kaget tiba-tiba Elin mengagetkan aku dari belakang, aku jadi gugup untuk menjawabnya.
" oh..eh..i..i..ini" aku gugup dan gemetaran di samping kaget juga masih ada perasaan penasaran dan terangsang hebat melihat punya anjing yang extra besar.
"ha..ha..ha apa kamu belum pernah liat yang beginian"
aku jawab dengan jujur "belum Lin, apa kamu suka liat yang sama anjing seperti ini ?"tanyaku pada Elin
"iya aku suka banget, suamikupun sama, bahkan bukan hanya melihat dan menonton filmnya tapi langsung kami praktekkan sama moli peliharaan kita" dengan santai Elin menjawab pertanyaanku dengan jujur.
"gimana rasanya Lin ?" tanyaku penasaran
"rasanya luar biasa beda kalau kita ML ama suami, kalau yang ini gerakannya cepat, kuat, membuat kita cepat keluar, tapi yang terpenting setelah selesai gak langsung bisa lepas tapi kita akan jadi satu dulu ama dia jadi pantat ketemu pantat, tapi kontolnya akan nyangkut di memek kita" kata Elin menjelaskan.
" trus gimana " tanyaku lagi penasaran.
" eh...kamu pasti ingin melakukan juga kan? " tanya Elin tanpa sungkan.
" i...iya sih kelihatanya sangat nikmat banget, tapi gimana tadi kok bisa nyangkut apa gak sakit " tanyaku penuh selidik.
" daripada hanya mendengar ceritaku kamunya hanya bertanya-tanya, lebih baik kamu coba langsung saja sama moli " jawab elin yang membuat aku semakin penasaran.
" gini aja kira-kira mas purnomo mengijinkan kamu ML sama anjing apa tidak? " tanyanya.
" kalau suamiku sih pasti ok-ok saja Lin " jawabku.
Dia menyarankan untuk membicarakan dengan suamiku dulu sambil membawa foto Elin sedang ML ama moli, aku di suruh pura-pura menemukan foto itu secara tidak sengaja
" nah nanti aku ajak dulu bang Wiliem ke belakang, baru deh kamu tunjukkan foto itu, kalau setuju kamu pura-pura menjebakku dengan menunjukan fotoku itu "
Aku setuju kemudian kami menuju teras tak lama kemudian Wiliem di ajak ke dalam oleh Elin
" Mas aku barusan menemukan foto Elin ML sama moli " sambil ku tunjukkan foto itu ke Mas Pur, dia mengamati agak lama kulihat wajah mas pur berubah agak kemerah-merahan
" wah hebat juga rupanya si Elin ini, aku jadi ingin lihat dia lagi ML ama moli " katanya penuh harapan
" Mas gimana kalau aku aja yang sama moli? " aku menawarkan diri
" eh.. Kamu mau ML ama anjing tapi gimana caranya? " tanya suamiku
" gampang itu mas, sebentar ya? " kemudian aku panggil Elin, tak lama kemudian Elin datang dan duduk bersama kami
"Lin terus terang aja aku menemukan foto ini, dan Mas Pur mau liat secara langsung, kalau kamu tidak mau maka foto ini menjadi milik semua orang"
Dengan wajah yang di buat terkejut " ba...baik aku akan bicarakan dulu sama suamiku"
Tak lama kemudian Wiliem dan Elin mengajak kami ke ruang tengah ,dimana telah tersedia kasur lantai, seperti tidak terjadi apa-apa tak lama kemudian Wiliem telah menuntun moli ke ruang tengah, sepertinya moli sudah paham apa yang harus dia lakukan, moli menjilati wajah Elin, tanpa buang waktu Mas Pur melepas pakaian Elin sehingga menjadi telanjang bulat, moli semakin agresif menjilati susu dan memek elin.
Melihat hal itu aku menjadi blingsatan sendiri sementara Mas Pur memperhatikan atraksi Elin vs Moli sambil mengocok kontolnya sendiri, kemudian Elin mengambil posisi merangkak siap dikawinin ama moli, tanpa basa-basi moli naik ke punggung elin, kaki depan menjepit pinggul sambil mengarahkan kontolnya ke memek Elin dengan gerakan yang sangat cepat.
Elin berteriak ketika memeknya di penuhi oleh kontol moli " oh....moli aku gak kuat oh... Akhu keluar " dengan mata yang terbeliak Elin mencapai puncak orgasme, demikian pula dengan moli dia juga meraung tertahan kemudian secara spontan dia melompat ke samping anehnya pantat elin dan pantat moli seakan gak bisa lepas sehingga terjadi saling tarik menarik, dengan cekatan Mas Pur menenangkan moli hal ini membuat dia tenang dan merebahkan diri di kasur lantai masih dalam keadaan kelaminnya menyatu dengan memek Elin.
Mas Pur mengangkat kaki kiri Elin nampak jelas kontol yang mengembang dan tertahan dalam memek Elin, tanpa aku sadari ternyata aku sudah tidak menggunakan pakaian lagi. Karena terlalu asyik memperhatikan punya moli sambil nungging maka dengan leluasa Wiliem meremas pantatku dan mencolok-colok memekku yang sudah basah, karena udah gak tahan aku suruh dia segera memasukkan kontolnya ke memekku.
"ayo omm udah gak kuat" Wiliem langsung menggenjot dari belakang karena udah terangsang berat kami pun tidak begitu lama dapat menyelesaikannya.
"oh..oh aku keluar om" bersamaan dengan itu menyemburlah sperma Wiliem ke rahimku terasa hangat dan Wiliempun terkulai di kasur lantai. Karena sudah terlalu lama menunggu, suamikupun udah gak tahan dengan posisiku yang masih nungging, Mas Pur menancapkan kontolnya ke memekku, karena saking terangsangnya Mas Pur pun menyemprotkan sperma ke rahimku bercampur dengan sperma Wiliem, setelah 15 menit kontol moli udah mengkerut dengan membanjiri rahim elin dengan spermanya, dengan kejadian itu kami sudah tidak ada jarak lagi, tidak ada perasaan cemburu, kita sudah di satukan oleh anjing kesayangan dan merupakan suami ke tiga kami.
Ceritahotbinatang merupakan cerita hot yang liar, dewasa, 17 tahun, sex dengan binatang.
29 Mei 2018
28 Mei 2018
Anjing Ini Bikin Aku Jadi Maniak - Episode 2
CERITAHOT | Setelah puas dengan payudaraku, aku mengambil posisi tengkurap, sambil begitu tangan kananku menarik kaki anjingku sampai dia mendekat dan akhirnya kupegang kemaluan anjingku dan mengarahkannya ke duburku, dan dengan animal instinct-nya, anjingku memainkan batang kemaluannya di dalam duburku.
“Aaahhh… hhmmpph… aaahhh”, masuk, keluar, masuk, keluar, “Aaahh”. Kedua kaki depannya bertumpu pada punggungku. Kocokannya cepat sekali, kemaluannya menggesek-gesek dinding lubang pantatku dengan gerakan yang cepat, rasanya, “Aah… aahh… aahhh…” Aku tidak sabar lagi, aku ingin merasakan batang kemaluan anjingku di liang kemaluanku.
Aku memang sudah tidak perawan. Gara-gara godaan yang kulakukan terhadap para tukang becak di dekat rumahku, aku diperkosa oleh mereka. Aku disuruh melayani nafsu mereka yang sudah tidak terbendung lagi.
Waktu itu mereka berlima, sedang menunggu pelanggan mereka di persimpangan jalan dekat rumahku. Pada saat itu aku sengaja memakai kaos tipis berwarna putih, dan seperti biasa aku tidak memakai BH, sehingga putingku terlihat menonjol dan warnanya terlihat samar-samar dari balik kaos.
Jarak antara rumah dengan persimpangan jalan itu tidak begitu jauh, dan kebetulan saat itu keadaan di sekitarnya memang sedang sepi. Aku setengah berlari menghampiri mereka. Payudaraku tentu saja tidak bisa diam, dan bergelantungan ke segala arah. Setelah berada di dekat mereka, aku meminta salah seorang dari mereka untuk mengantarkan aku ke toko kecil dekat rumahku, sebenarnya hal ini hanya kujadikan alasan.
Waktu naik becak, aku sengaja naik dengan posisi agak membungkuk menghadap ke tukang becak itu, sehingga sebagian payudara besarku kelihatan menggantung, baru kemudian aku berputar untuk duduk. Setelah sampai aku membeli sesuatu, kemudian naik lagi ke becak dan memintanya untuk mengantarkan aku pulang. Jalan menuju rumahku memang jelek, banyak lubangnya, sehingga becaknya bergoyang-goyang, ini membuat payudaraku juga bergoyang-goyang.
Kami pulang melewati para tukang becak yang dari tadi menunggu pelanggan, dan mungkin karena melihat payudaraku yang bergoyang-goyang itu membuat mereka tidak dapat menahan nafsu. Kulihat mereka mengikuti. Beberapa rumah di dekat rumahku memang rumah kosong, sehingga keadaan di sekitar rumahku memang sepi sekali. Setelah sampai, aku turun dan membayar tukang becak itu. Baru saja aku berbalik, mulutku sudah disekap dari belakang, dan payudaraku diremas dengan kasar.
Orang yang menyekapku itu mengancamku untuk tetap diam, kalau tidak aku akan dibunuhnya. Aku menurut saja, karena takut dengan ancamannya. Aku dibawanya masuk ke rumah kosong di sebelah rumahku. "Dasar tukang becak penipu," batinku.
Ternyata setelah kulihat, dia adalah tukang becak yang tadi, dan dia ternyata tidak sendiri, keempat temannya juga bersamanya, mereka masih sibuk memasukkan becak-becak mereka ke halaman rumah kosong itu. Setelah selesai, mereka menyusul masuk.
Tanpa berkata apa-apa, mereka semua membuka celananya. Kemaluan mereka semua berwarna coklat gelap, dengan urat-urat di sekelilingnya. Melihat itu aku menjadi takut sekali, tetapi aku tidak berani melawan, karena takut dibunuh. Mereka semua maju ke arahku dan menyuruhku untuk membuka semua bajuku, kuturuti kemauan mereka dengan sangat terpaksa.
“Ayo! Emut kontolku!” kata salah seorang dari mereka. Dengan agak ragu-ragu dan takut kumasukkan kemaluannya ke mulutku. Kepalaku dipegang dan digerakkan maju mundur. “Ayo! Kayak ngemut permen gitu loh, kalo enggak tak bunuh kamu!” bentaknya.
Aku menjadi semakin takut, dan menuruti kemauannya. Kukulum batang kemaluannya seperti kemauannya dengan kedua tangannya masih di kepalaku. Beberapa saat setelah itu kurasakan cairan kental dengan rasa yang sangat aneh keluar dari kemaluannya.
Ingin rasanya aku muntah, tetapi apa daya, kedua tangannya memegang erat kepalaku. “Ayo, jangan muntah!” Dengan perasaan jijik kutelan spermanya sampai habis. Hal ini berlangsung sampai kelima tukang becak itu mengeluarkan spermanya di mulutku, dan semua sperma yang keluar di mulutku, kutelan habis semuanya. Lama-kelamaan aku menikmati hal ini.
Kemudian aku diperintahkan untuk bertumpu pada kedua tangan dan kakiku. Di bawahku diselipkan sebuah meja panjang yang kaki-kakinya pendek, yang ada di dekat kami. Sebelum aku bertumpu pada kedua tangan dan kakiku, seorang tukang becak sudah dalam posisi telentang di atas meja itu.
Dia memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kemaluanku dengan paksa. Untuk pertama kalinya liang kemaluanku dimasuki oleh kemaluan laki-laki, kemaluan seorang tukang becak. Pertama rasanya memang sakit, perih, tetapi beberapa saat setelah digesek-gesek terus oleh batang kemaluannya, aku mulai dapat merasakan kenikmatan itu.
Seorang tukang becak lagi dengan posisi bertumpu pada lututnya sudah berada di depanku dan memintaku untuk mengulum kemaluannya. Dari belakang, seorang tukang becak dengan posisi yang juga bertumpu pada lututnya, menyodokkan kemaluannya ke dalam anusku. Sementara dua tukang becak lainnya meremas-remas kedua payudaraku dengan sangat kasar. Kemaluan kedua tukang becak yang dimasukkan ke dalam liang kemaluan dan anusku bergerak keluar masuk dengan kasarnya. Karena merasakan nikmatnya kedua batang kemaluan mereka, aku semakin menikmati kemaluan tukang becak yang sedang kukulum.
Aku semakin agresif, kukulum kemaluannya dengan gerakan yang cepat, maju, mundur, maju, mundur. Sampai-sampai tukang becak yang kemaluannya kukulum menjambak rambutku, dan tangannya ikut menggerakkan kepalaku. Pada saat yang bersamaan, ketiga tukang becak yang memainkan kemaluannya di tubuhku berhenti, kelihatannya mereka sudah mau keluar.
Aku disuruh duduk di lantai, kemudian aku disuruh membuka mulutku. Mereka bertiga memintaku untuk mengocok kemaluan mereka secara bergantian tepat di depan mulutku. Dua tukang becak yang lain sedang sibuk menghisap puting payudaraku, tiap orang menguasai satu dari sepasang payudaraku. Sambil menghisap, mereka meremas-remas payudara yang mereka kuasai dengan kedua tangannya, seperti seorang bayi yang sangat kehausan.
Sesaat kemudian sperma ketiga tukang becak tadi keluar, muncrat ke dalam mulutku, dan sebagian lagi muncrat ke wajahku. Tanpa diperintah, kutelan sperma mereka. Sekarang gantian dua tukang becak yang tadi menghisap puting susuku, memaksaku untuk menghisap batang kemaluan mereka berdua secara bergantian.
Seperti seorang anak kecil yang kalau makan es berlepotan, aku yang berlepotan sperma di wajahku mengulum kemaluan mereka berdua secara bergantian dengan agresif. Sambil kukocok, kuhisap-hisap batang kemaluan mereka dengan hisapan yang kuat.
Sebentar saja mereka kelihatan sudah tidak kuat, melihat itu kubuka mulutku lebar-lebar, kemudian kukocok dengan cepat kedua kemaluan mereka di depan mulutku. “Crut… crut… crut… crut…” sperma mereka masuk ke dalam mulutku. Langsung saja kutelan habis. Kujilat sisa-sisa sperma yang masih menempel di sekitar mulutku.
Mungkin karena mereka melihatku sangat menikmati perkosaan ini, mereka menjadi tenang. Mau apa lagi, karena tidak bisa melakukan apa-apa, lebih baik kunikmati saja perbuatan mereka itu. Salah satu dari mereka kemudian berkata, “Mbak, jangan bilang siapa-siapa, ya?” aku hanya mengangguk sebagai tanda ‘ya’.
Kemudian mereka berlima keluar dari rumah kosong itu dengan tenangnya, dan meninggalkan aku di rumah kosong itu masih dalam keadaan telanjang bulat. Terus terang saja aku masih belum puas, tetapi ya mau apa lagi. Kupakai lagi baju dan celanaku, kemudian aku pulang.
Sesampainya di rumah aku langsung mandi. Sambil mandi aku membayangkan bagaimana rasanya kalau bercinta dengan anjing, karena kebetulan waktu itu ada tiga ekor anjing di rumahku, dan semuanya dari jenis anjing yang bertubuh besar. Belum selesai aku mandi, aku langsung keluar dengan keadaan telanjang bulat, aku tenang saja, karena kedua orang pembantuku seperti biasanya sedang menjaga toko dari pagi sampai sore.
Aku berjalan menuju halaman samping, tempat dimana ketiga ekor anjingku berada. Dag-dig-dug, jantungku berdegup dengan kencang, seiring dengan nafsuku yang semakin memuncak. Kuhampiri mereka, kurangkul dan kubelai-belai tubuh mereka secara bergantian.
Pelan-pelan aku mendekat ke anjing yang paling besar badannya, kuelus-elus, kemudian aku mulai memegang kemaluannya. Kupijat-pijat sampai kemaluannya tegang, warnanya membuatku semakin terangsang. Pelan-pelan mulai kukulum kemaluannya, karena nafsuku yang sangat besar, aku sama sekali tidak merasa jijik.
Kukulum kemaluannya dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan kakiku, dengan pantat yang sengaja kudongakkan ke atas, aku berpikir mungkin dengan begitu anjing yang lainnya mau menyodok entah itu anus atau liang kemaluanku, aku tidak peduli. Eh, benar, di saat aku keenakan menghisap, aku merasa ada yang menjilat-jilat kemaluanku, “Aaahh…” rasanya nikmat, sesaat kemudian kurasakan ada batang kemaluan yang menyodok liang kemaluanku.
Dengan gerakannya yang khas, dia mainkan kemaluannyanya di liang kemaluanku. Wah, aku menjadi semakin lupa daratan. Entah berapa kali secara bergantian mereka memasukkan kemaluannya ke liang kemaluanku, demikian juga mulutku, semua sperma yang keluar dari kemaluan anjingku waktu kuhisap-hisap, kutelan sampai habis. Permainan kali itu, yang kulakukan dengan ketiga ekor anjingku itu membuat aku puas sekali.
Wah, kalau aku ingat peristiwa itu rasanya aku pingin lagi. Bayangkan, mulut, lubang kemaluan dan anusku dimasuki oleh batang kemaluan para tukang becak, ditambah lagi dengan payudaraku yang mereka ‘siksa’, dan kemudian aku bercinta dengan ketiga ekor anjingku.
Wah, sensasi yang kurasakan waktu itu luar biasa, aku benar-benar menikmatinya. Entahlah, mungkin aku mengalami sedikit gangguan, sehingga hal yang tidak wajar dapat membuatku merasa ketagihan. Tetapi memang rasanya luar biasa nikmat (kalau tidak percaya, coba sendiri, nanti kan tahu rasanya).
Tetapi aku rasa tidak cuma aku yang mempunyai masalah seperti itu. Kalau ada dari kalian yang punya masalah yang sama, tolong kirim email pada saya, mungkin kita bisa saling curhat.
THE END
23 Mei 2018
Anjing Ini Bikin Aku Jadi Maniak - Episode 1
CERITAHOT | Namaku Mei, umur 19 tahun, tinggal bersama dua orang pembantuku, yang satu bernama Siti, dan yang satunya lagi bernama Jono. Kami tinggal di sebuah rumah kontrakan. Aku seorang siswi SMU swasta di Surabaya, aku memang tidak terlalu cantik, tetapi kulitku putih mulus. Kedua orang tuaku tinggal di Jakarta dengan kedua adikku. Kebetulan saat ini adalah liburan sekolah, jadi aku sama sekali tidak punya kegiatan. Liburan kali ini aku sedang malas pulang.
Aku mempunyai kebiasaan yang agak aneh, yaitu aku suka apabila ada orang, apalagi dari golongan tukang becak, tukang sampah, tukang bangunan, maupun para penjual makanan dan minuman, memperhatikan payudaraku. Dan untuk ukuran anak seusiaku, ukurannya terlalu besar, yaitu 40C, tetapi agak menggantung, dengan puting berwarna merah kecoklatan, karena sering kupelintir-pelintir.
Ada saja caraku menarik perhatian mereka. Kalau aku memanggil bakso, aku sengaja tidak memakai BH, sehingga putingku menonjol dari balik kaosku. Orang belakang rumahku sedang membangun rumah, sehingga banyak tukang di sana. Aku sengaja berolah raga lompat tali tanpa memakai BH di halaman belakang, sehingga payudaraku bergoyang kesana-kemari, dan tentu saja hal ini diperhatikan oleh tukang-tukang itu.
Setelah puas berolah raga, kaosku menjadi basah oleh keringat, sehingga payudara dan juga putingku terlihat jelas dari balik kaos. Aku memanggil seorang penjual minuman keliling. Tentu saja itu membuat dia tercengang, karena melihat payudaraku yang besar ini dengan jelas dari balik kaosku yang basah. Setelah selesai minum, aku bertanya, “Berapa mas?” tanyaku, dia tidak menjawab, hanya terdiam dan mengagumi keindahan payudaraku.
Lalu aku pura-pura menjatuhkan uang dan mengambilnya. Spontan saja payudaraku ini bergelantungan dengan indahnya, dan terlihat sebagian dari lubang leher kaosku. Sesaat kemudian dia menjawab, “Mbak, kalo dibayar pake itu gimana?” katanya sambil dengan agak ragu-ragu menunjuk payudaraku. Masih dalam posisi menunduk dan sebagian payudaraku terlihat, aku berkata “Apa, pake ini?” sambil kutarik lubang leher kaosku ke bawah, sehingga payudara besar milikku terlihat seluruhnya.
Dia hanya bisa menelan ludah, lalu kemudian menjawab “Iya.” Aku kemudian berdiri tegak lagi. Sambil pura-pura berpikir, aku menyilangkan tangan dan menjepit kedua payudaraku dengannya, tidak ada pilihan lain bagi payudaraku selain mencuat ke depan dengan indahnya, dengan kedua puting berwarna kecoklatan yang semakin mencuat keluar. Hal ini membuat penjual minuman itu semakin terangsang dan tak sabar menunggu jawabanku. Lalu kujawab “Iya deh Mas.” Lalu kami berdua masuk setelah penjual minuman itu memasukkan barang dagangannya.
![]() |
Belahan Dadaku |
Setelah berada di dalam ruang tamu, aku bilang begini “Mas, netek dulu ya?” Kepalanya langsung kutuntun untuk masuk ke dalam kaosku. Dengan ganasnya dia kulum kedua putingku bergantian, dan kadang-kadang digigitnya. Sambil mengulum putingku dia meremas-remas payudaraku, dan terkadang dia menarik-narik putingku dengan gigitan giginya. “Aaahhh”, lirihku.
Kunikmati kuluman-kulumannya. Sesaat kemudian kusuruh dia untuk berhenti sebentar. Kubuka baju dan celana beserta celana dalamku, dan kuambil tali rafia. Kuikat kedua pangkal payudaraku, sehingga payudaraku terjepit dan semakin terdorong ke depan. Hal ini membuat darah tidak dapat mengalir ke payudaraku, sehingga warnanya berubah menjadi agak kebiru-biruan. Lalu kusuruh dia untuk mengulum putingku lagi. Aku tidak dapat merasakan kuluman-kulumannya. Tetapi rasanya lain jika kulihat dia mengulum dengan ganasnya, meskipun aku tidak dapat merasakannya.
Sesaat kemudian aku disuruhnya bertumpu pada kedua tangan dan kakiku. Dia membuka celananya dan menyuruhku untuk mengulumnya. Batang kemaluannya berwarna coklat gelap, dan bentuknya lucu, agak tertunduk dan miring ke kanan. Tanpa ragu kukulum batang kemaluannya. Kusedot sambil kugigit-gigit, “Hmmphh”, kupermainkan batang kemaluannya dengan mulutku, sebentar saja spermanya sudah keluar, langsung saja kutelan sampai habis.
Tapi aku tak peduli, setelah kukeluarkan sebentar, langsung kumasukkan lagi kemaluannya ke mulutku, dan kusedot lagi, “Mmpph… aaahh…” payudaraku yang sejak tadi bergelantungan, terus menerus diremas oleh penjual minuman itu, kedua putingnya ditarik-tarik seperti sedang memerah susu, hanya bedanya dia sedang memerah susu Mei, bukan susu sapi (iya kan?). Ikatan tali rafia tadi dilepasnya, sehingga darah kembali mengalir ke payudaraku, dan aku dapat merasakan kembali remasan-remasannya. Untuk kedua kalinya spermanya keluar ke dalam mulutku. Sebelum kutelan, kutunjukkan kepadanya sperma yang ada di mulutku. Dia menghentikan remasannya sejenak. Melihat spermanya ada di mulutku membuatnya lebih terangsang.
Setelah menelan spermanya, aku bertanya, “Mas, tidak pingin ngerasain anusku?” Tanpa ragu dia langsung menyuruhku untuk tengkurap dengan pantat diangkat tinggi. “Sebentar Mas, aku ambil mentega dulu, ya?” Sebelum anusku disodok, aku memintanya untuk melumuri seluruh badanku dengan mentega, dari atas sampai ke bawah, termasuk lubang anusku. Melihat tubuhku yang mengkilat oleh mentega, dia menjadi semakin tidak sabar dan langsung menyodok anusku. Sambil merasakan nikmatnya batang kemaluannya di dalam duburku, aku meremas-remas payudaraku yang menjadi licin oleh mentega.
Sekitar 10 menit kemudian, kurasakan spermanyanya keluar di dalam duburku. Dia tampak puas sekali. Kami berdua tergeletak di atas karpet.
“Mbak, enak banget rasanya. Lain kali boleh lagi tidak?”
“Kenapa harus lain kali? Sekarang aja kenapa?”
“Wah, nggak kuat Mbak.”
“Ya udah deh, tapi jangan pulang dulu, aku mau minta tolong, mau tidak?”
“Minta tolong apa sih?” tanyanya.
“Mbak, enak banget rasanya. Lain kali boleh lagi tidak?”
“Kenapa harus lain kali? Sekarang aja kenapa?”
“Wah, nggak kuat Mbak.”
“Ya udah deh, tapi jangan pulang dulu, aku mau minta tolong, mau tidak?”
“Minta tolong apa sih?” tanyanya.
Aku beranjak dari karpet dan pergi ke halaman samping, dan mengajak anjing herder yang selama ini setia menjagaku. Setelah sampai ke ruang tadi, aku bilang, “Mas, aku mau tanya, payudaraku besar tidak sih?”
“Wah, kalo itu sih bukan payudara lagi, tapi udah tuueeteek…”
“Iya? Makasih loh Mas atas pujiannya. Tapi aku masih ngerasa kalo payudaraku ini kurang besar. Mas mau tidak tiap hari mijetin payudaraku ini, biar tambah besar lagi, ya?”
“Iya deh, tapi Mbak juga harus mau ngemut kontolku tiap hari, biar tambah panjang.”
Karena aku memang suka menghisap kemaluan laki-laki, maka syarat yang dia berikan sama sekali tidak membuatku keberatan, sehingga aku menjawab, “Boleh, siapa takut?”
“Iya? Makasih loh Mas atas pujiannya. Tapi aku masih ngerasa kalo payudaraku ini kurang besar. Mas mau tidak tiap hari mijetin payudaraku ini, biar tambah besar lagi, ya?”
“Iya deh, tapi Mbak juga harus mau ngemut kontolku tiap hari, biar tambah panjang.”
Karena aku memang suka menghisap kemaluan laki-laki, maka syarat yang dia berikan sama sekali tidak membuatku keberatan, sehingga aku menjawab, “Boleh, siapa takut?”
“Oh ya, ini anjingku, temen main setiaku.”
Mungkin karena tidak tahu maksudku, dia bertanya, “Temen main apa Mbak?”
“Main ini…” kataku sambil menidurkan anjingku.
Aku melirik ke arahnya, kemudian pelan-pelan kukulum batang kemaluan anjingku itu. Dia tampak tercengang.
“Loh Mas, kok diam? Ayo dong pijetin payudaraku”, kataku.
Dia mulai meremas-remas payudaraku sambil tetap menunjukan pandangannya ke arahku yang mulai asyik menghisap batang kemaluan anjingku itu.
“Mas, tolong ambilkan terong di dapur dong”, pintaku.
Mungkin karena tidak tahu maksudku, dia bertanya, “Temen main apa Mbak?”
“Main ini…” kataku sambil menidurkan anjingku.
Aku melirik ke arahnya, kemudian pelan-pelan kukulum batang kemaluan anjingku itu. Dia tampak tercengang.
“Loh Mas, kok diam? Ayo dong pijetin payudaraku”, kataku.
Dia mulai meremas-remas payudaraku sambil tetap menunjukan pandangannya ke arahku yang mulai asyik menghisap batang kemaluan anjingku itu.
“Mas, tolong ambilkan terong di dapur dong”, pintaku.
Dia menuju ke dapur, dan kemudian segera kembali dengan terong yang lumayan besar. Tanpa membuka mulutku, karena masih keenakan menghisap, salah satu tanganku menunjuk ke arah anusku. Dia rupanya mengerti. Karena masih ada sisa-sisa mentega dan peju, maka tak sulit baginya memasukkan terong itu ke dalam anusku, lagi pula aku memang sering melakukannya.
Satu tangan penjual minuman itu meremas-remas payudaraku secara bergantian, sedangkan tangan yang satunya lagi memainkan terong itu di dalam anusku. Keluar, masuk, keluar masuk, “Aaahhh”, enak rasanya. Aku semakin giat mengulum batang kemaluan anjing tersayangku. Sesaat kemudian anjingku mengeluarkan air maninya di dalam mulutku. “Hmmhh”, kumainkan spermanya di mulutku, seperti orang yang sedang berkumur.
Penjual minuman tadi masih melakukan tugasnya dengan giat. Dengan isyarat tanganku, aku memintanya untuk berhenti. Aku berbalik ke arahnya, menunjukkan air mani anjingku yang masih ada di dalam mulutku. Dia bertanya, “Mbak mau telan itu?”
Dengan tersenyum kuanggukkan kepalaku, kemudian kutelan habis air mani anjingku itu. Dia hanya terpaku melihat tingkahku itu.
Dengan tersenyum kuanggukkan kepalaku, kemudian kutelan habis air mani anjingku itu. Dia hanya terpaku melihat tingkahku itu.
“Mas, aku mau tidur dulu ya? Tolong pijetin payudaraku, ya?” kataku.
Lalu aku menuju ke sofa dan tidur. Aku mulai tertidur sambil merasakan remasan-remasan tangannya. Saat aku membuka mataku, penjual minuman itu masih memijat-mijat payudaraku.
“Udah Mas, terima kasih ya?” kataku sambil beranjak bangun dari sofa.
Dia menghentikan kegiatannya.
“Mbak, yang Mbak bilang tadi jadi tidak?”
“Yang apa?”
“Katanya aku disuruh mijetin payudaranya Mbak tiap hari?”
“Ooh itu, ya jadi dong, tapi sekarang Mas pulang dulu ya, soalnya sebentar lagi Siti sama Jono pulang, tadi mereka kusuruh jaga toko”, alasanku, kalau tidak begitu dia tidak pulang-pulang.
“Ya deh Mbak, besok lagi ya?” aku menganggukkan kepalaku.
Kupakai lagi celana dan kaosku. Kuantar dia sampai keluar dari pagar. Aku masuk lagi ke rumah, lalu aku mandi. Payudaraku agak memar, mungkin karena dari tadi diremas-remas oleh penjual minuman itu.
Lalu aku menuju ke sofa dan tidur. Aku mulai tertidur sambil merasakan remasan-remasan tangannya. Saat aku membuka mataku, penjual minuman itu masih memijat-mijat payudaraku.
“Udah Mas, terima kasih ya?” kataku sambil beranjak bangun dari sofa.
Dia menghentikan kegiatannya.
“Mbak, yang Mbak bilang tadi jadi tidak?”
“Yang apa?”
“Katanya aku disuruh mijetin payudaranya Mbak tiap hari?”
“Ooh itu, ya jadi dong, tapi sekarang Mas pulang dulu ya, soalnya sebentar lagi Siti sama Jono pulang, tadi mereka kusuruh jaga toko”, alasanku, kalau tidak begitu dia tidak pulang-pulang.
“Ya deh Mbak, besok lagi ya?” aku menganggukkan kepalaku.
Kupakai lagi celana dan kaosku. Kuantar dia sampai keluar dari pagar. Aku masuk lagi ke rumah, lalu aku mandi. Payudaraku agak memar, mungkin karena dari tadi diremas-remas oleh penjual minuman itu.
Masih dalam keadaan telanjang bulat dan basah, aku keluar mencari anjingku, rupanya anjingku masih ada di ruang tamu. Kuajak anjingku masuk ke dalam kamar mandi. Kunyalakan shower-nya, di bawah pancuran shower itu aku bercinta lagi dengan anjingku. Kutidurkan dia, tanpa pikir panjang kukulum lagi kemaluannya sambil kukocok, kusedot-sedot, dan kadang-kadang agak kugigit-gigit, anjing kesayanganku itu kelihatannya sangat menikmati sedotan-sedotanku.
Beberapa saat setelah itu, kurasakan spermanya mulai muncrat di dalam mulutku. Kupercepat kocokan tanganku dan kemaluannya kusedot dengan lebih kuat, sampai akhirnya spermanya keluar semua di dalam mulutku. Aku berdiri sebentar untuk mematikan shower-nya. Aku duduk di lantai kamar mandi, dan memandangi kedua payudara indahku.
Sperma anjingku yang masih ada di mulut, kukeluarkan dan kutumpahkan ke atas payudaraku. Kuratakan sperma anjingku ke seluruh payudaraku, sampai payudaraku kelihatan mengkilat dan licin. Kuremas-remas payudaraku, dan kadang-kadang kutarik-tarik putingku. Karena payudaraku besar, aku bisa mengulum putingku sendiri, kujilat-jilat payudaraku, kurasakan nikmatnya sperma seekor anjing yang melumuri sepasang payudara berukuran 40C ini.
Bersambung ke Episode 2
15 Mei 2018
Tiada Wanita Kambing Pun Tiada Masalah
CERITAHOT | Namaku Memed, awas jangan salah menyebut namaku menjadi memek, ketika itu (tahun 1978) umurku baru 12 tahun, namun anehnya hasrat seksualku telah begitu kuat, sehingga kadang sulit untuk diredam. Imajinasiku kadang demikian melambung mengkhayalkan hal-hal yang tidak layak dipikirkan dan dikhayalkan anak seusiaku. Hasrat seksual itu sering muncul begitu saja tanpa sebab yang jelas.
Pernah, suatu malam ketika keluargaku sedang menonton TV. Kebetulan ruang nonton TV dalam keadaan gelap, karena lampunya dimatikan, hanya diterangi oleh cahaya dari layar TV. Menjelang tengah malam semuanya tertidur, kecuali aku. Aku melihat adikku Tuti, dua tahun di bawahku, tepat berada di sampingku. Entah kenapa tiba-tiba hasrat seksualku muncul tiba-tiba. Tanganku merayap, menyibakkan rok yang dipakai adikku, tanganku perlahan-lahan meraba-raba belahan memek di balik celana dalamnya, yang tentunya masih bersih belum tumbuh bulu sedikit pun. Keberanianku semakin muncul, karena tidak ada reaksi dari adikku, kulepaskan tangan sambil sedikit memiringkan tubuhku dan kucium bibirnya, tak ada reaksi.
Karena khawatir ketahuan yang lain, apa lagi kalau adikku bangun, kuhentikan aktivitasku. Namun, debaran dada semakin meledak-ledak, karena hasrat yang sangat sulit dibendung, tapi rasa takut mengalahkan hasratku yang meledak-ledak.
Bayangan dan hasrat semalam tenyata masih terbawa sampai esok harinya. Kepala terasa berat, menahan hasrat yang demikian menekan. Sampai jam empat sore bayangan-bayangan kejadian malam malah semakin menggila. Akhirnya aku mencari akal bagaimana melampiaskan hasrat tersebut. Aku pergi ke belakang rumah dengan maksud untuk bermain sekedar menepis bayangan semalam. Sesampainya di belakang, aku melihat dua ekor kambing betina.
Tiba-tiba muncul pikiran yang sebelumnya belum pernah singgah, aku dekati kambing itu dan menatapnya dengan seksama, khususnya bagian belakangnya, bagian yang tertutup ekornya. Kupegang dan kuusap-usap bagian punggungnya dan terus ke arah belakang, sementara itu kontolku telah sedemikian ngaceng di balik celana pendek yang kupakai.
Anehnya kambing itu diam saja ketika memeknya kuusap-usap, seperti menikmatinya. Selama tanganku meraba-raba memek kambing itu, pandanganku melihat-lihat jangan-jangan ada orang di sekitar situ dan memergoki apa yang kulakukan. Lima belas menit kemudian, setelah yakin tidak ada orang, kubuka resleting celanaku perlahan-lahan dan mengeluarkan kontolku yang telah sedemikian ngaceng. Kontolku langsung keluar, karena memang aku tidak pernah memakai celana dalam. Aku mulai memakai celana dalam setelah aku kelas tiga SMP, dua tahun kemudian.
Perlahan-lahan kudekatkan kontolku dan kugosok-gosok ke memek kambing itu. Perasaan enak terasa di ujung kontolku, entah mengapa, mungkin karena imajinasiku membayangkan bahwa memek yang sedang kugesek-gesek itu adalah memek adikku. Setelah merasa puas menggosok-gosok kontolku, kumasukkan pelan-pelan kontolku ke dalam memek kambing betina itu, hingga akhirnya masuk semua.
Ketika kontolku telah masuk semua, kambing itu mengembik, namun suaranya terasa agak lain, lebih menyerupai erangan. Kukocok pelan-pelan, takut mbek itu berontak dan kabur, karena tidak diikat. Namun kambing itu tetap diam, malah terasa kambing itu seperti menggoyang-goyangkan pantatnya dan menekan badannya ke arah belakang, sehingga kontolku semakin dalam memasuki memek kambing itu. Sambil mengocok kontol, mulutku menyebut-nyebut nama adikku, kadang teman-teman perempuan sekelasku, dan siapa saja perempuan yang melintas dalam ingatanku.
"Oohh.. Tuti, memekmu enak sekali... oh Mirna.. Henceutmu gurih, oh Maryam sayangku.."
Aku semakin mempercepat kocokan kontolku. Mungkin karena baru pertama melakukan itu dan imajinasiku yang semakin menggila, tidak lama terasa ada sesuatu mendesak dari dalam perutku yang mengarak ke arah kontolku. Seluruh badanku terasa merinding menahan nikmat yang sulit untuk dikatakan. Dan akhirnya, crot-crot.. Entah berapa kali. Kutekan tubuhku dengan menarik tubuh kambing bagian belakang karena takut jatuh, badanku terasa lemas. Setelah agak lama aku membiarkan kontolku di dalam memek kambing itu, kucabut perlahan, terasa linu namun sangat-sangat enak. Setelah kejadian itu, bila hasratku kembali muncul aku mendatangi kambing itu. Dan kulakukan itu hampir tiap hari.
Tiga bulan kemudian, sepulang sekolah ketika hasratku kembali muncul karena di sekolah melihat temanku yang pingsan dan dengan tidak sengaja melihat celana dalamnya, hasrat seksualku muncul sedemikian kuat. Aku pergi ke belakang rumah tempat biasanya sang kambing merumput, aku tidak menemukannya di sana. Kucari ke tempat lain di sekitar rumahku juga tidak ada. Di antara rasa penasaran, heran dan hasrat seksual yang demikian kuat, kutanyakan kepada ibuku. Ia mengatakan bahwa kambing itu setelah aku pergi sekolah dibawa ayah untuk dijual ke Pak Lurah. Walaupun penasaran aku tidak bisa bilang apa-apa, namun demikian ternyata tidak juga menyurutkan hasrat seksualku. Aku kembali ke belakang rumah, mencari akal untuk melampiaskan hasratku yang tidak kunjung terpuaskan.
Tak jauh di belakang rumahku terdapat kebun yang ditumbuhi tanaman jagung, luasnya hampir lima hektar. Di situlah biasanya aku bermain. Aku biasanya bermain sendirian, entah mengapa aku tidak begitu suka main dengan teman sebaya. Sesampainya di tengah-tengah kebun jagung, di antara pohon-pohon jagung aku duduk sambil meluruskan kaki. Tanpa sadar tanganku mengusap-usap kontolku dari luar celana. Karena asyiknya, tanpa kuketahui tiba-tiba di depanku ada seekor ayam betina yang sedang mencari makan. Entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku punya pikiran untuk menyetubuhi ayam itu.
Pelahan-lahan sambil mengendap-endap kudekati ayam itu, dan kutangkap. Ternyata ayam itu milik orang tuaku. Karena aku biasa memberinya makan sehingga ayam itu dengan mudahnya kutangkap, walau pun tetap saja mau melepaskan diri, mungkin karena merasa diganggu saat sedang enak-enaknya makan.
Ayam itu kuusap-usap kepala dan punggungnya supaya diam. Setelah tenang, kubuka resleting celanaku dan kukeluarkan kontolku. Sambil kupegang ayam itu dengan kedua tanganku, pelan-pelan kudekatkan pantat ayam itu ke kepala kontolku, dan kutekan pelan-pelan. Karena kontolku sedemikian ngacengnya dan keras, sedikit demi sedikit kontolku masuk ke dubur ayam itu, terasa sulit dan pedih-pedih enak, namun kutekan terus. Ayam itu berontak dan berkotek-kotek serta berusaha melepaskan diri. Kupegang lebih kencang karena takut lepas, sambil ditekan lebih kuat. Akhirnya seluruh kontolku masuk. Ayam itu tetap berkotek dan berusaha melepaskan diri.
Pelan-pelan ayam itu kuangkat sedikit dan kutekan kembali perlahan-lahan dan akhirnya semakin kencang. Aku ingin cepat-cepat menyelesaikan 'proyek' kecil yang mengasyikkan namun menegangkan itu. Tak lama kemudian seluruh badanku terasa merinding menahan nikmat yang sulit untuk dikatakan. Dan akhirnya, crot-crot.. Kutekan ayam itu ke belakang supaya kontolku masuk lebih dalam. Setelah agak lama aku membiarkan kontolku di dalam dubur ayam itu, kucabut perlahan, terasa linu namun sangat-sangat enak. Ternyata, betul kata pepatah, tak ada perempuan, kambing dan ayam pun jadilah..
Suatu hari, entah iblis mana yang mengantarkanku ke pengalaman yang benar-benar aneh. Aku bermaksud mengembalikan buku yang kupinjam dari salah seorang teman sekolahku, seorang perempuan, Yuli namanya. Ia anak tetanggaku yang paling dekat dengan rumahku, oleh karena itu aku agak berani meminjam buku. Ketika sampai di rumahnya, yang kutemukan hanya ibunya yang sedang menjemur pakaian. Kutanyakan padanya, ia bilang bahwa Yuli sedang bermain di belakang rumah atau paling di saung di kebun singkong, sedang main dengan anjingnya.
![]() |
Kambingku Cantik |
Aku pergi ke belakang rumah Yuli, kucari-cari tidak ada. Lalu aku masuk ke kebun singkong tidak jauh dari situ. Kulihat tak jauh ada sebuah saung. Kudekati, tapi kudengar suara keluhan atau tepatnya erangan yang sangat halus, namun kadang-kadang terdengar agak memburu. Aku heran dan penasaran. Kuintip dari arah belakang saung melalui lubang yang agak lebar. Kulihat Yuli sedang duduk, tapi rok bagian bawahnya terangkat ke atas, dan tampak di bawahnya seekor anjing, kutahu nama anjing itu Bleki, sedang menjilat-jilat kemaluan si Yuli. Mata si Yuli tampak terpejam, dan mulutnya mengeluarkan suara seperti mengerang keenakan.
Aku heran akan tetapi entah bagaimana tiba-tiba nafsu birahiku muncul dengan tiba-tiba dan kontolku terasa tegang. Pelan-pelan aku melangkah ke depan saung dan perlahan masuk ke saung itu. Aku membungkuk dan melihat apa yang dilakukan anjing itu. Tampak memek si Yuli telah memerah dan basah oleh air liur anjing itu. Memeknya tampak masih bersih tanpa sehelai pun rambut. Pelan-pelan anjing itu kuusap-usap dan kusingkirkan, dan cepat-cepat kugantikan tugas yang sedang dilakukan anjing itu. Aku meniru apa yang dilakukannya terhadap memek Yuli.
"Ehm.. Ohh.."
Terdengar Yuli mengerang agak kencang. Pelan-pelan kuraba memek Yuli, dan kubuka belahannya. Tampak warna merah muda yang sangat membangkitkan nafsu birahi itu terpampang di depanku. Berbeda dengan memek kambing apalagi dubur ayam. Yang ini benar-benar lain dan sungguh indah. Aku semakin semangat menjilat-jilatnya.
Semakin lama erangan Yuli semakin sering. Tiba-tiba rambutku terasa ada yang memegang dan kepalaku semakin ditekannya kuat-kuat.
"Oohh.. Enak.. Shht..!!" Aku semakin bersemangat.
Tiba-tiba kepalaku dicengkeram dan digoyang-goyang, terdengar Yuli berkata seperti terkejut..
"Siapa itu..?"
Aku menghentikan aktivitasku dan menengadahkan kepalaku, tampak Yuli terkejut..
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Yuli, tapi anehnya seperti tidak ada kesan yang memperlihatkan rasa malu, hanya keheranan. Melihat itu, muncul keberanianku..
"Menikmati memekmu.."
"Oohh... kamu suka?"
"Suka sekali.. Lalu?" jawabku.
"Bagaimana kalau kita lanjutkan?" tanya Yuli.
"Boleh?" aku bertanya tak percaya.
"Heem.. Tanggung, tapi jangan bilang-bilang siapa ya?!"
"Ya.." jawabku sepat.
"Sini lihat kontolmu..!" kata Yuli enteng.
Kubuka resleting celanaku dan kubuka celanaku. Maka keluarlah kontolku yang sejak tadi sudah tegang dan keras. Yuli memegangnya dan menariknya. Aku meringis kesakitan.
"Pelan-pelan dong..!" kataku.
"Aku sudah nggak tahan.. Ohh" ia berkata setengah mengerang.. Ditariknya perlahan kontolku dan diletakkannya ke memeknya dan digosok-gosoknya.
"Tekan-pelan-pelan Med..".
Aku menekannya pelan-pelan, tapi tiba-tiba tumitku yang terlipat menindih batu yang agak runcing, aku kaget karena sakit. Gerakanku yang tiba-tiba menekan kontolku, sehingga.. Bless... Ahh.. Aku dan Yuli melenguh berbarengan. Anehnya kontolku bisa masuk dengan lancar. Dan akhirnya seluruh batang kontolku masuk ke dalam memek Yuli. Terasa kenikmatan yang sangat berbeda jauh dengan memek Kambing apalagi dubur ayam. Hangat, basah dan terasa lebih lembut. Setelah dibiarkan beberapa lama, aku menarik dan menekan secara perlahan, akan tetapi Yuli tampak liar menggoyang ke kiri dan ke kanan secara bersamaan juga mendorong dan menarik..
Luar biasa, gadis kecil ini belajar dari mana? Karena gerakan Yuli begitu atraktif, aku tak tahan lagi, dan tak lama kemudian.. Crot.. Crot.. Aku mengeluarkan spermaku di dalam memek Yuli.. Dan tampak Yuli pun mengerang dengan kuat.. Orgasme. Akhirnya kami berdua ambruk di saung itu. Setelah agak lama, aku berkata...
"Kamu hebat dan tampaknya sudah berpengalaman".
"Ya, berkat kamu dan si Bleki"
"Maksudmu?" tanyaku heran.
"Aku melihat kamu sering ngentot dombamu itu, aku sering mengintipmu. Karena penasaran aku coba dengan anjingku, yakh karena aku tidak punya kambing sepereti kamu"
"Oohh.." aku bergumam..
Sejak saat itu, aku sering bermain dengan Yuli, baik di saung maupun di kebun jagung belakang rumahku. Pengalaman yang benar-benar aneh..
9 Mei 2018
Birahi Anjingku Menelan Korban (Episode 3)
CERITAHOT | Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, Tarzan mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga batang kemaluannya yang telah terjepit diantara bibir kemaluanku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam ke dalam kemaluanku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari mulutku.
“Aaduuuhh!” sempat terlintas di dalam otakku, “Ooohh gila.. betapa besarnya!” kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tanganku mencengkeram dengan kuat pada kasur. Akan tetapi Tarzan, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang buas, tanpa mengenal kasihan pada nyonyanya yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam kemaluannya.
Batang kemaluannya dengan cepat keluar masuk mengaduk-aduk lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang kemaluannya dibandingkan dengan daya tampung kemaluanku, setiap gerakan masuk batang kemaluannya, terasa keseluruhan bibir kemaluan dan klitorisku tertekan masuk ke dalam.
Di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang batang kemaluannya, sehingga menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang tak terlukiskan yang belum pernah kualami selama ini dan pada waktu batang kemaluannya ditarik keluar, terasa seluruh bagian dalam kemaluanku seakan-akan tertarik keluar menempel dan mengikuti batang kemaluannya, sehingga badanku bergerak terdorong ke belakang,
Di mana sebelum aku sempat menyadarinya batang kemaluannya telah mendorong maju lagi dan menerobos masuk dengan cepat ke dalam lubang senggamaku, menimbulkan sensasi yang sukar dilukiskan dengan kata-kata, aku benar-benar terbuai dan karena posisiku yang sedang bertumpu pada kasur tempat tidur, maka kedua buah dadaku yang tergantung bergerak-gerak terayun-ayun ke depan ke belakang mengikuti dorongan dan tarikan batang kemaluan Tarzan pada kemaluanku.
“Ooohh.. ini tak mungkin terjadi!” pikirku setengah sadar. “Aku sedang disetubuhi oleh seekor anjing? gila!” sementara persetubuhan liar itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda tubuhku, perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian bawah badanku terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian badanku.
Membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh batang kemaluan Tarzan yang dahsyat mengaduk-aduk seluruh yang sensitif pada bagian dalam kemaluanku tanpa ada yang tersisa, keseluruhan bagian yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam kemaluanku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan Tarzan yang benar-benar besar itu.
Rasanya paling kurang dua kali besarnya dari batang kemaluannya Mas Ferry dan cara gerakan bagian belakang anjing herder tersebut bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam kemaluanku, benar-benar sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa geli-geli nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, membuat secara perlahan-lahan aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi.
Aku mulai menyadari akan hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan batang kemaluan seekor anjing dalam kemaluanku dan membuatku sangat terkejut, “Aaahh.. tidak! setan sedang mencoba kesetiaanku saat ini! Ini sesuatu hal yang sangat tidak wajar! ini benar-benar salah! tapi ohh salah?
Aahh.. ssshhh aku seharusnya tidak menyerah pada cengkeraman tangan-tangan setan!” tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang mulai memaksa masuk ke dalam kemaluanku, memaksa bibir kemaluanku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa ditolerir.
Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat apa yang sedang memaksa masuk ke dalam kemaluanku itu dan.., “Aaaduuuhh.. gila.. ini benar-benar gila!” keluhku, terlihat bagian pangkal batang kemaluan Tarzan sepanjang kurang lebih 5 cm membengkak, membentuk seperti bola dan bagian tersebut sedang mulai dipaksakan masuk, menekan bibir-bibir kemaluan dan secara perlahan-lahan menerobos masuk ke dalam lubang kemaluanku.
“Ooohh.. aaampun.. jangan Tarzan.. aku akan mati kalau engkau memaksakan benda itu masuk ke dalamku!” keluhku memelas tak berdaya seakan-akan Tarzan akan mengerti, akan tetapi sia-sia saja, dengan mata melotot aku melihat benda tersebut mulai menghilang ke dalam kemaluanku dan terasa seperti bagian bawahku akan terbelah dua, kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan sekujur badanku mengejang.
Bongkahan tersebut terus menerobos masuk ke dalam lubang sorgaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi oleh kepala, batang kemaluan dan bongkahan pada pangkal batang kemaluan anjing tersebut. Oh.. benar-benar terasa sesak dan penuh lubang kemaluanku oleh seluruh batang kemaluan Tarzan.
Dalam keadaan itu Tarzan terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak karena batang kemaluannya telah terganjal di dalam lubang kemaluanku akibat bongkahan pada pangkal batang kemaluannya. Pantat anjing tersebut terus bergerak-gerak dengan liarnya, sambil mulutnya dengan lidahnya yang terjulur keluar sehingga air liurnya menetes ke pundakku yang ditutupi handuk, terengah-engah, mendengus-dengus dan menggeram-geram dengan keras.
Hal ini mengakibatkan batang kemaluannya dan bongkahan tersebut mengesek-gesek pada dinding-dinding kemaluanku yang sudah sangat kencang dan sensitif, yang menimbulkan perasaan geli dan nikmat sehingga kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali dan dengan tak sadar pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat yang diberikan oleh Tarzan, yang tak pernah kualami selama ini.
“Ooohh.. tidak..” pikirku, “Aku tak pantas mengalami ini.. aku bukan seorang maniak seks! Aku selama ini tidak pernah beselingkuh dengan siapa pun.. ta.taapii.. sekarang.. ooohh seekor anjing? aduuuhh! Tapiii.. ooohh.. enaaaknya.. aghh.. akuuu.. tak dapat menahan ini.. agghh.. betapa.. nikmaaatnya!”
Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku, rasa bersalahku kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan nikmat yang diberikan Tarzan padaku, dengan tak sadar lagi aku mengguman, “Ooohh.. enaaakk.. aaaggh! teruuusss.. puasin aku.. Tarzan!” aku benar-benar sekarang telah menjadi seekor anjing betina, betinanya Tarzan tapi aku tidak mempedulikan lagi, pokoknya pada saat ini aku benar-benar telah ditaklukkan oleh Tarzan.
Pada saat ini yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh Tarzan, biarlah aku jadi bahan permainan Tarzan, aku tidak peduli lagi, benar-benar suatu kenikmatan yang liar sedang merasukku.
Agghhh.. biarlah aku disebut apa saja, aku tidak peduli lagi, aku adalah seorang perempuan jalang, seorang perempuan jalang yang keenakan diperkosa dan disetubuhi oleh seekor anjing herder besar, herder dengan alat kejantanannya yang dahsyat, panjang, keras dan besar.
Aku memandang ke bawah antara kedua kakiku yang terpentang dan terlihat bibir kemaluanku yang terpentang lebar dengan batang kemaluan yang besar dari herder tersebut terbenam di sela-sela rambut hitam keriting kemaluanku.
Melihat pemandangan itu, tiba-tiba suatu perasaan kenikmatan yang dahsyat melandaku, yang membuat badanku bergetar dengan hebat dan aku mengalami orgasmeku yang pertama yang benar-benar dahsyat, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami selama ini.
“Ooohh.. yaa Ooohh.. puasin aku Tarzan! Ooohh.. setubuhi aku dengan batang kemaluanmu yang besar! agghhh!” terasa cairan hangat terus keluar dari dalam tubuhku, membasahi rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. “Aaagghhh.. ooohh.. benar-benar nikmat!” keluhku, terasa badanku melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan.
“Aaagghhh!” gerakanku yang liar pada saat mengalami orgasme itu agaknya membuat Tarzan merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku berdenyut-denyut dengan kuat menjepit batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat liar, batang kemaluan Tarzan yang besar itu mulai membengkak, sementara gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja.
Kelihatan Tarzan sedang akan mengalami orgasme, gerakan-gerakan yang liar dari Tarzan ini menimbulkan perasaan ngilu dan nikmat pada bagian dalam kemaluanku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku, pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokan Tarzan yang makin cepat saja.
“Ooohh.. aaaduuh.. aaaghh!” lenguhan panjang keluar dari mulutku mengimbangi orgasme kedua yang melandaku. Badanku meliuk-liuk dan bergetar dengan hebat, kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut yang terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat.
Sedangkan kedua otot-otot paha mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat pada Tarzan yang mengakibatkan dia juga mengalami orgasme dan terasa cairan hangat dan kental yang keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dari punya Mas Ferry.
Oh, air mani Tarzan serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam kemaluanku, rasanya langsung ke dalam kandunganku. Dalam menikmati orgasmeku, aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari air maninya Tarzan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat.
Tarzan terus memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan anjing betina.
Menjelang sesaat akhirnya aku menjadi agak tenang dan tiba-tiba aku kembali menyadari sedang berada dimana dan apa yang sedang terjadi padaku dengan anjing herderku, aku mencoba bergerak keluar dari bawah badan Tarzan, sambil menyuruh Tarzan mencabut batang kemaluannya yang masih terbenam dalam kemaluanku, akan tetapi aku benar-benar shock ketika merasakan Tarzan melepaskan kedua kaki depannya dari punggungku dan memutar badannya membelakangiku.
Sehingga sekarang bagian pantat kami bertolak belakang, akan tetapi batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap terbenam dan terkunci dengan rapat di dalam lubang kemaluanku. Rupanya bagian pangkal dari batang kemaluannya yang membesar itu terganjel pada bagian dalam bibir kemaluanku, sehingga batang kemaluannya tidak dapat lepas dari dalam kemaluanku. Aku mengeluh, “Ooohh.. gila.. apa yang sedang terjadi ini?! punyanya terganjel di dalamku.. Aaagghhh.. ini benar-benar hukuman buatku, karena membiarkan seekor anjing menyetubuhiku!”
Tiba-tiba Tarzan berjalan maju sehingga aku terseret ke belakang mengikutinya dan sekarang aku merangkak di atas karpet, sehingga aku sekarang benar-benar seperti seekor anjing betina yang sedang disetubuhi oleh jantannya dan harus berjalan mundur mengikuti ke mana akan dibawa oleh jantannya. Aku mencoba bertahan akan tetapi kemaluanku terasa ngilu.
Untung Tarzan berhenti berjalan dan aku dapat mengistirahatkan kepalaku dengan menundukkan dan meletakkan kepalaku pada karpet dengan perasaan tak menentu, sedangkan pantatku tetap tertungging ke atas karena tertarik oleh batang kemaluannya Tarzan yang masih terbenam dengan ketat dalam lubang kemaluanku.
Sambil merenung, aku mempertimbangkan akibat dari kecerobohanku itu yang telah membiarkan seekor anjing mengerjaiku dan akibatnya ini sekarang aku tertelungkup di lantai setengah merangkak dengan kedua tangan dan lututku, di mana kemaluanku dipenuhi dengan batang kemaluan seekor anjing. “Aaagghhh.. bagaimana kalau Mas Ferry melihat keadaanku ini? Melihat istri tercintanya menghianatinya dan beselingkuh dengan.. yaahhh.. dengan seekor anjing, tidak lebih dari itu!
Sedang merangkak dengan kedua tangan dan lututnya dan batang kemaluan yang besar.. yang dua kali lebih besar dari punyanya sedang terbenam di dalam kemaluan yang sempit.. oohhh.. aaaggh” memikirkan hal itu membuatku, entah bagaimana mendadak membuat badanku serasa panas dan darahku serasa mengalir dengan cepat disertai nafsu birahiku yang mendadak meningkat dan akhirnya badanku mulai bergetar dan aku mengalami orgasme lagi.
“Ooohh.. aduuuhh!” kemaluanku benar-benar sudah sangat sensitif, terasa agak ngilu sehingga setiap gerakan yang dibuat oleh Tarzan mengakibatkan badanku tergetar dan pantatku terangkat-angkat. Kadang-kadang Tarzan berjalan maju dan dengan terpaksa aku harus merangkak mundur mengikutinya, benar-benar seperti sepasang anjing jantan dan betina yang lagi bersetubuh.
Keadaan ini berlangsung kurang lebih setengah jam dan tiba-tiba terasa bagian yang membengkak pada pangkal batang kemaluannya mulai mengecil dan.., “Bleeepp…” diikuti dengan tercabutnya batang kemaluan Tarzan dari dalam kemaluanku. Tarzan berjalan ke sudut ruangan sambil menjilat-jilat batang kemaluannya yang berlepotan air maninya dan aku tertelungkup lemas di atas karpet sementara dari kemaluanku mengalir keluar air mani Tarzan yang sangat banyak memenuhi lubang kemaluanku. Dalam posisi ini aku tertidur dengan nyenyaknya.
Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya, akan tetapi perasaanku terasa sangat lega. Setelah mandi dan membersikan seluruh tubuhku, terutama bagian bawahku yang berlepotan air mani yang telah mengering, aku merasa perut keroncongan dan sangat lapar.
Rupanya kejadian semalam benar-benar menguras seluruh tenagaku. Aku mengambil makanan yang tersedia di dalam lemari es dan setelah membagikan sebagian dengan Tarzan, kami berdua menikmati makan yang ada dengan lahap. Rupanya Tarzan sudah sangat lapar juga setelah semalam menghabiskan seluruh persediaan air maninya yang ada.
Pada saat sedang makan itu akan mencoba memikirkan apa yang telah terjadi semalam dan bagaimana cara Tarzan yang dengan cepat bisa menguasai dan mengerjaiku, seakan-akan dia sudah benar-benar terlatih untuk itu dan tiba-tiba kusadari, sepertinya dia sudah sering melakukan ini sebelumnya.
Tak salah lagi rupanya dia sudah berpengalaman dan sering melakukannya dengan nyonya Italy-nya dulu, itu sebabnya dia menyerang dan menyetubuhiku, karena sudah cukup lama puasa sejak nyonya Italy-nya pergi lebih sebulan lalu. Apakah ini merupakan malapetaka bagiku atau apa?, bingung aku memikirkannya.
Menjelang sore hari Mas Ferry tiba di rumah dan sambil menciumku, Mas Ferry bertanya padaku, “Halo sayang.. tentu kau sudah sangat rindu padaku yahhh! Ntar lagi aku akan puasin kamu sayang!” aku hanya tersenyum tersipu-sipu saja sambil melirik ke arah Tarzan yang sedang memandang kami berdua dengan matanya yang bulat coklat itu.
Tamat
Langganan:
Postingan (Atom)
Moli, Anjing Kesayangan Kawanku
CERITAHOT | Aku seorang ibu rumah tangga usiaku 32 tahun sebut saja namaku siti mariam dan aku punya suami seorang pegawai negeri sebut saj...

-
CERITAHOT | 2 hari setelah kejadian di rumah sebelah, aku meminta suamiku untuk memberi makan anjing tetangga kemarin karena aku tidak tahu...
-
CERITAHOT | Namaku Tiara. Usiaku 28 tahun dan aku selalu berusaha menjadi tetangga yang baik. Suamiku Nanda dan aku tinggal sebuah perumaha...
-
CERITAHOT | Sehari sesudahnya kau masih tergeletak lemah, aku sakit. Payudaraku sakit, vaginaku sakit, seluruh badanku sakit. Suamiku ber...